Metode karya wisata adalah suatu
metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan
siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain
serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.
Kelebihan metode karyawisata sebagai berikut :
Kelebihan metode karyawisata sebagai berikut :
a.
Karyawisata menerapkan
prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.
b.
Membuat bahan yang
dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang
ada di masyarakat.
c.
Pengajaran dapat lebih
merangsang kreativitas anak.
Kekurangan metode karyawisata sebagai berikut :
a.
Memerlukan persiapan yang
melibatkan banyak pihak.
b.
Memerlukan perencanaan
dengan persiapan yang matang.
c.
Dalam karyawisata sering
unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama, sedangkan unsur
studinya terabaikan.
d.
Memerlukan pengawasan yang
lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di lapangan.
e.
Biayanya cukup mahal.
f.
Memerlukan tanggung jawab
guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan keselamatan anak didik,
terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.
Kadang-kadang dalam proses belajar
mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjautempat tertentu atau
obyek yang lain. Menurut Roestiyah (2001:85) , karya wisata bukan sekedar
rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat
kenyataannya. Karena itu dikatakan teknik karya wisata, ialah cara mengajar
yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di
luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik
sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, dan sebagainya.
Menurut Roestiyah (2001:85)
,teknik karya wisata ini digunakan karena memiliki tujuan sebagai berikut:
Dengan melaksanakan karya wisata diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman
langsung dari obyek yang dilihatnya, dapat turut menghayati tugas pekerjaan
milik seseorang serta dapat bertanya jawab mungkin dengan jalan demikian mereka
mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya dalam pelajaran, ataupun
pengetahuan umum. Juga mereka bisa melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa
yang dihadapinya, agar nantinya dapat mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam
waktu yang sama ia bisa mempelajari beberapa mata pelajaran.
Agar penggunaan teknik karya
wisata dapat efektif, maka pelaksanaannya perlu memeperhatikan langkah-langkah
sebagai berikut: (a) Persiapan, dimana guru perlu menetapkan tujuan
pembelajaran dengan jelas, mempertimbangkan pemilihan teknik, menghubungi
pemimpin obyek yang akan dikunjungi untuk merundingkan segala sesuatunya,
penyusunan rencana yang masak, membagi tugas-tugas, mempersiapkan sarana,
pembagian siswa dalam kelompok, serta mengirim utusan, (b) Pelaksanaan karya
wisata, dimana pemimpin rombongan mengatur segalanya dibantu petugas-petugas
lainnya, memenuhi tata tertib yang telah ditentukan bersama, mengawasi
petugas-petugas pada setiap seksi, demikian pula tugas-tugas kelompok sesuai
dengan tanggungjawabnya, serta memberi petunjuk bila perlu, (c) Akhir karya
wisata, pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai segala hal hasil karya
wisata, menyusun laporan atau paper yang memuat kesimpulan yang diperoleh,
menindaklanjuti hasil kegiatan karya wisata seperti membuat grafik, gambar,
model-model, diagram, serta alat-alat lain dan sebagainya.
Karena itulah teknik karya wisata
dapat disimpulkan memiliki keunggulan sebagai berikut:
(a) Siswa dapat berpartisispasi dalam berbagai kegiatan yang
dilakukan oleh para petugas pada obyek karya wisata itu, serta mengalami dan
menghayati langsung apa pekerjaan mereka. Hal mana tidak mungkin diperoleh
disekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat khusus atau
ketrampilan mereka,
(b) Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara
individu maupun secara kelompok dan dihayati secara langsung yang akan
memperdalam dan memperluas pengalaman mereka,
(c) dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab, menemukan
sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi,
sehingga mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan
teorinya ke dalam praktek,
(d) Dengan obyek yang ditinjau itu siswa dapat memperoleh
bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi, yang tidak
terpisah-pisah dan terpadu.
Penggunaan teknik karya wisata ini
masih juga ada keterbatasan yang perlu diperhatikan atau diatasi agar
pelaksanaan teknik ini dapat berhasil guna dan berdaya guna, ialah sebagai
berikut: Karya wisata biasanya dilakukan di luar sekolah, sehingga mungkin
jarak tempat itu sangat jauh di luar sekolah, maka perlu mempergunakan
transportasi, dan hal itu pasti memerlukan biaya yang besar. Juga pasti menggunakan
waktu yang lebih panjang daripada jam sekolah, maka jangan sampai mengganggu
kelancaran rencana pelajaran yang lain. Biaya yang tinggi kadang-kadang tidak
terjangkau oleh siswa maka perlu bantuan dari sekolah. Bila tempatnya jauh,
maka guru perlu memikirkan segi keamanan, kemampuan pihak siswa untuk menempuh
jarak tersebut, perlu dijelaskan adanya aturan yang berlaku khusus di proyek
ataupun hal-hal yang berbahaya.
Suhardjono (2004:85) mengungkapkan
bahwa metode karya wisata (field-trip) memiliki keuntungan: (a) Memberikan
informasi teknis, kepada peserta secara langsung, (b) Memberikan kesempatan
untuk melihat kegiatan dan praktik dalam kenyataan atau pelaksanaan yang
sebenarnya, (c) Memberikan kesempatan untuk lebih menghayati apa yang dipelajari
sehingga lebih berhasil, (d) membei kesempatan kepada peserta untuk melihat
dimana peserta ditunjukkan kepada perkembangan teknologi mutakhir.
Sedangkan kekurangan metode Field
Trip menurut Suhardjono (2004:85) adalah:
(a) Memakan waktu bila lokasi yang dikunjungi jauh dari pusat
latihan,
(b) Kadang-kadang sulit untuk mendapat ijin dari pimpinan kerja atau
kantor yang akan dikunjungi,
(c) Biaya transportasi dan akomodasi mahal.
Menurut Djamarah (2002:105), pada
saat belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjau tempat
tertentu atau obyek yang lain. Hal itu bukan sekedar rekreasi tetapi untuk
belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu,
dikatakan teknik karya wisata, yang merupakan cara mengajar yang dilaksanakan
dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk
mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pegadaian. Banyak istilah
yang dipergunakan pada metode karya wisata ini, seperti widya wisata, study
tour, dan sebagainya. Karya wisata ada yang dalam waktu singkat, dan ada pula
yang dalam waktu beberapa hari atau waktu panjang.
Metode karya wisata mempunyai
beberapa kelebihan yaitu:
(a)
Karya wisata memiliki
prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran,
(b)
Membuat apa yang dipelajari
di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan di masyarakat,
(c)
Pengajaran serupa ini dapat
lebih merangsang kreativitas siswa,
(d)
Informasi sebagai bahan
pelajaran lebih luas dan aktual.
Kekurangan metode karya wisata
adalah:
(a) Fasilitas yang diperlukan dan biaya yang diperlukan sulit untuk
disediakan oleh siswa atau sekolah,
(b) Sangat memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang,
(c) memerlukan koordinasi dengan guru-guru bidang studi lain agar
tidak terjadi tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karya wisata,
(d) dalam karya wisata sering unsure rekreasi menjadi lebih
prioritas daripada tujuan utama, sedang unsure studinya menjadi terabaikan,
(e) Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan
mengarahkan mereka kepada kegiatan studi yang menjadi permasalahan.
Metode field trip atau karya
wisata menurut Mulyasa (2005:112) merupakan suatu perjalanan atau pesiar yang
dilakukan oleh peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar, terutama
pengalaman langsung dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah.
Meskipun karya wisata memiliki banyak hal yang bersifat non akademis, tujuan
umum pendidikan dapat segera dicapai, terutama berkaitan dengan pengembangan
wawasan pengalaman tentang dunia luar.
Sebelum karya wisata digunakan dan
dikembangkan sebagai metode pembelajaran, hal-hal yang perlu diperhatikan
menurut Mulyasa (2005:112) adalah:
(a)
Menentukan sumber-sumber
masyarakat sebagai sumber belajar mengajar,
(b)
Mengamati kesesuaian sumber
belajar dengan tujuan dan program sekolah,
(c)
Menganalisis sumber belajar
berdasarkan nilai-nilai paedagogis,
(d)
Menghubungkan sumber
belajar dengan kurikulum, apakah sumber-sumber belajar dalam karyawisata
menunjang dan sesuai dengan tuntutan kurikulum, jika ya, karya wisata dapat
dilaksanakan,
(e)
membuat dan mengembangkan
program karya wisata secara logis, dan sistematis,
(f)
Melaksanakan karya wisata
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, dengan memperhatikan tujuan
pembelajaran, materi pelajaran, efek pembelajaran, serta iklim yang kondusif.
(g)
Menganalisis apakah tujuan
karya wisata telah tercapai atau tidak, apakah terdapat kesulitan-kesulitan
perjalanan atau kunjungan, memberikan surat ucapan terima kasih kepada mereka
yang telah membantu, membuat laporan karyawisata dan catatan untuk bahan karya
wisata yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar