Model Pembelajaran Kreatif-Produktif (MPKP)



Model Pembelajaran Kreatif-Produktif (MPKP)
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku , film, komputer, kurikulum dan lain-lain. Joyce dalam (trianto, 2007 : 5) juga menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
1.      Pengertian Model Pembelajaran Kreatif-Produktif.
Pada awalnya strategi pembelajaran kreatif-produktif disebut dengan strategi strata, kemudian dengan berbagai modifikasi dan pengembangan, strategi ini disebut dengan pembelajaran kreatif-produktif (Depdiknas, 2005). Strategi pembelajaran kreatif-produktif merupakan strategi yang dikembangkan dengan mengacu pada berbagai pendekatan pembelajaran yang diasumsikan mampu meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar (Suhaena, 2005:112).
Made wena (2009 : 139) menyatakan  bahwa pendekatan yang diacu dalam model pembelajaran kreatif-produktif antara lain ; belajar aktif dan kreatif (Cara Belajar Siswa Aktif) yang juga di kenal dengan strategi inkuiri, strategi pembelajaran kontruktivisme, serta strategi pembelajaran kolaboratif dan kooperatif. Dengan pendekatan-pendekatan tersebut model pembelajaran kreatif-produktif ini diharapkan dapat menantang siswa untuk mengkontruksi sendiri konsep atau materi yang mereka dapatkan dan dapat menghasilkan sesuatu yang kreatif sebagai re-kreasi atau pencerminan pemahaman siswa terhadap masalah/topik yang dikaji.

2.      Karakteristik Model Pembelajaran Kreatif-Produktif.
Pembelajaran kreatif produktif memiliki beberapa karakteristik  yang membedakannya dengan model pembelajaran lainnya. (Made wena, 2009 : 140) Karakteristik strategi pembelajaran kreatif-produktif antara lain sebagai berikut :
a.       Keterlibatan siswa secara intelektual dan emosional dalam pembelajaran.
b.      Siswa didorong untuk menemukan / mengkonstruksi sendiri konsep yang sedang dikaji melalui penafsiran yang dilakukan dengan berbagai cara seperti observasi,diskusi atau percobaan
c.       Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanggung jawab menyelesaikan tugas bersama
d.      Untuk menjadi kreatif, seseorang harus bekerja keras, berdedikasi tinggi, antusias serta percaya diri.

Dengan mengacu pada karakteristik tersebut, model pembelajaran kreatif produktif di asumsikan mampu memotivasi siswa dalam melaksanakan berbagai kegiatan sehingga merasa tertantang menyelesaikan tugas-tugasnya secara kreatif. Masih mengacu pada karakteristik itu pula model pembelajaran ini dapat diterapkan dalam pembelajaran berbagai bidang studi, baik topik-topik yang bersifat abstrak maupun yang bersifat konkret. Materi yang sesuai dengan model pembelajaran tersebut merupakan materi yang menuntut pemahaman yang tinggi terhadap nilai, konsep atau masalah aktual di masyarakat serta ketrampilan menerapkan pemahaman tersebut dalam bentuk karya nyata. (tugino, 2011).
Untuk membentuk karakter kreatif dan produktif menuju terciptanya kemandirian bagi siswa, maka dikembangkan siklus belajar yang meliputi lima aspek pengalaman belajar sebagai berikut :
a.      Exploring
Merespon informasi baru, mengeksplorasi fakta-fakta dengan petunjuk sederhana, melakukan sharing pengetahuan dengan orang lain atau mengambil informasi dari guru / ahli / pakar / sumber-sumber yang lain.
b.      Planning
Menyusun rencana kerja, mengidentifikasi alat dan bahan yang diperlukan, menentukan langkah-langkah, desain karya dan rencana lainnya.
c.       Doing / acting
Melakukan percobaan, pengamatan, menemukan, membuat karya dan melaporkan hasilnya serta menyelesaikan masalah.
d.      Communicating
Mengkomunikasikan / mempresentasikan hasil percobaan, pengamatan, penemuan, atau hasil karyanya, sharing dan diskusi
e.       Reflecting
Mengevaluasi proses dan hasil yang telah dicapai, mencari kelemahannya guna meningkatkan efektivitas perencanaan.



3.      Kekuatan  dan Kelemahan Model Pembelajaran Kreatif-Produktif
Suatu model pembelajaran pasti halnya memiliki kekuatan dan kelemahan, begitu pula dengan  model pembelajaran kreatif-produktif. Adapun kekuatan dan kelemahannya adalah sebagai berikut :

a.      Kekuatan Model Pembelajaran Kreatif-produktif
1)      Dalam setiap kegiatan, siswa terlibat secara aktif, baik intelektual maupun emosional.
2)      Mencapai dampak instruksional dan memungkinkan terbentuknya dampak pengiring.
3)      Siswa mendapat kesempatan yang luas untuk berinteraksi langsung dengan sumber belajar.
4)      Memacu kreatifitas melalui kegiatan re-kreasi.
5)      Memungkinkan dilakukanya penilaian secara utuh dan komprehensif.
b.      Kelemahan Model Pembelajaran Kreatif-produktif
Kelemahan-kelemahan model pembelajaran ini tertuju pada kelemahan dilapangan, antara lain :
1)      Memerlukan kesiapan guru dan siswa.
2)      Memerlukan adaptasi pendidik.
3)      Memerlukan waktu yang panjang dan fleksibel, meskipun untuk topik-topik tertentu waktu yang diperlukan bisa di persingkat karena tahapan eksplorasi bisa dilakukan di luar jam tatap muka dengan di tambah kegiatan terstruktur dan mandiri.

4.      Langkah-langkah Model Pembelajaran Kreatif-Produktif.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, model pembelajaran kreatif-produktif dilakukan dengan tahapan-tahapan tertentu, sehingga tujuan dari penerapan pembelajaran ini dalam pembelajaran tercapai. Adapun tahapan-tahapan dalam model pembelajaran kreatif-produktif terbagi menjadi lima tahap, yaitu: orientasi, eksplorasi, interpretasi, re-kreasi dan evaluasi. Setiap langkah dapat dikembangkan lebih lanjut oleh para pembelajar, dengan berpegang pada hakikat setiap tahap.
Made wena (2009:140-143) dalam buku strategi pembelajaran inovatif kontemporer, menguraikan tiap tahapan-tahapannya sebagai berikut:
a.      Orientasi
Sebagaimana halnya dalam setiap pembelajaran, kegiatan pembelajaran diawali dengan orientasi untuk mengkomunikasikan dan menyepakati tugas dan langkah pembelajaran. Guru mengkomunikasikan tujuan, materi, waktu, langkah, hasil akhir yang diharapkan dari siswa, serta penilaian yang akan diterapkan pada mata pelajaran yang akan berjalan. Pada kesempatan ini siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya tentang langkah/cara kerja serta hasil penilaian yang ditawarkan oleh guru, dan diharapkan terjadinya negosiasi tentang aspek-aspek tersebut dan terjadi kesepakatan antara guru dan siswa.

b.      Eksplorasi
Pada tahap ini, siswa melakukan eksplorasi terhadap masalah/konsep yang akan dikaji. Eskplorasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti membaca, melakukan observasi, wawancara, menonton suatu pertunjukan, melakukan percobaan, browsing lewat internet, dan sebagainya. Kegiatan ini dapat dilakukan baik secara individual maupun kelompok. Waktu untuk eksplorasi disesuaikan dengan luasnya bidang yang harus dieksplorasi. Eksplorasi yang memerlukan waktu lama dilakukan di luar jam pelajaran, sedangkan eksplorasi yang singkat dapat dilakukan pada jam pelajaran. Agar eksplorasi menjadi terarah, panduan singkat sebaiknya disiapkan oleh guru. Panduan harus memuat tujuan, materi, waktu, cara kerja, serta hasil akhir yang diharapkan.

c.       Interpretasi
Dalam tahap Interpretasi, hasil eksplorasi diinterpretasikan melalui kegiatan analisis, diskusi, tanya jawab, atau bahkan berupa percobaan kembali, jika hal itu memang diperlukan. Interpretasi sebaiknya dilakukan pada jam tatap muka, meskipun persiapannya sudah dilakukan oleh siswa di luar jam tatap muka. Jika eksplorasi dilakukan oleh kelompok, setiap kelompok menyajikan hasil interpretasinya tersebut di depan kelas dengan caranya masing-masing, diikuti oleh tanggapan dari siswa lain. Pada akhir tahap interpretasi, diharapkan semua siswa sudah memahami konsep/topik/masalah yang dikaji.

d.      Re-kreasi
Pada tahap re-kreasi, siswa ditugaskan untuk menghasilkan sesuatu yang mencerminkan hasil interpretasinya terhadap konsep/topik/masalah yang dikaji menurut kreasinya masing-masing. Re-kreasi dapat dilakukan secara individual atau kelompok sesuai dengan pilihan siswa. Hasil rekreasi merupakan produk kreatif yang dapat dipresentasikan, dipajang, atau ditindaklanjuti.

e.       Evaluasi
Evaluasi dilakukan selama proses pembelajaran dan pada akhir pembelajaran. Selama proses pembelajaran evaluasi dilakukan dengan mengamati sikap dan kemampuan berpikir siswa. Hal-hal yang dinilai selama proses pembelajaran adalah kesungguhan mengerjakan tugas, hasil eksplorasi, kemampuan berfikir dan logis dalam memberikan pandangan/argumentasi, kemampuan untuk bekerja sama dan memikul tanggung jawab bersama. Sedangkan evaluasi pada akhir pembelajaran adalah evaluasi terhadap produk kreatif yang dihasilkan siswa. Kriteria penilaian dapat di sepakati bersama pada waktu orientasi. 

2 komentar:

  1. Assalamaulaikum
    Perkenalkan DIGIDU "Digital Education" adalah aplikasi pembelajaran yang dibagikan secara GRATIS, materinya bersifat umum dengan konten multimedia interaktif berbentuk buku digital, sangat komunikatif karena ada animasi, video, audio dan tampilan desain yang sangat menarik. Ini merupakan yang pertama di Indonesia. Produk digital ini dikembangkan ITcreative dan BPPT (Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi)
    dalam upaya berkontribusi dalam memajukan pendidikan di Indonesia dan di support kemenristek.

    Aplikasi bisa didownload melalui http://digidu.net/ dengan mendaftar menjadi user terlebih dahulu.

    Mohon di sebarkan apabila bermanfaat.
    Terima Kasih

    BalasHapus
  2. Informasi yang sangat berguna. terima kasih telah berbagi ilmu. guru kreatif, belajar efektiif

    BalasHapus

Cara Merubah File PDF ke Word

5 Cara Praktis  Merubah File PDF ke Microsoft Word 1. Merubah PDF ke Word dengan Google Docs Google menyediakan layanan gratis seperti Docs ...