Motivasi Belajar


  1. Pengertian Motivasi
Ada beberapa pengertian tentang motivasi salah satunya menurut Greenberg dalam Djaali (2008:101) yang memberikan pengertian: “Motivasi adalah proses membangkitkan, mengarahkan, dan memantapkan perilaku arah suatu tujuan, dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang menorong untuk melakukan aktivitas guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan)”. Definisi lain menyebutkan bahwa : “Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku, dengan kata lain motivasi adalah kekuatan baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya” (Hamzah B Uno,2008:1). Sedangkan dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulakn  kegiatan-kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan  belajar mengjaar yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2004:75).
  1. Sifat-sifat Motivasi dan Jenis-jenis Motivasi
Sifat-sifat motivasi terdiri atas:
a. Motivasi Instrinsik, yaitu motivasi yang berfungsinya tidak usah dirangsang dari luar, karena memang dalam diri individu tersebut sudah ada dorongan untuk melakukan tindakan.
b. Motivasi Ekstrinsik, yaitu motivasi yang berfungsinya karena disebabkan oleh adanya faktor pendorong dari luar diri individu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa timbulnya motivasi yang dapat menyebabkan seseorang menggerakkan tingkah lakunya karena adanya motivasi dari dalam dirinya. Motivasi ini lebih dipengaruhi oleh upaya untuk memenuhi kebutuhannya. Di samping itu juga karena adanya dorongan dan tuntutan serta pengaruh dari lingkungan luar untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan perkembangan yang terjadi.
Menurut Sardiman (1992:86) Jenis-jenis motivasi yang terjadi atas dasar pembentukannya menurut terbagi atas 2 (dua) jenis, yaitu :
a. Motivasi bawaaan, yaitu motivasi yang dilatarbelakangi oleh fisio kemis didalam tubuh seseorang yang telah dibawah sejak lahir dan terjadinya tanpa dipelajari.
b. Motivasi yang dipelajari, yaitu motivasi yang terjadi karena karena adanya komunikasi dan isyarat sosial serta secara sengaja dipelajari oleh manusia. Motivasi bawaan atau disebut juga dengan motivasi primer terjadi dengan sendirinya tanpa melalui proses belajar, sedangkan motivasi yang dipelajari atau motivasi sekunder muncul melalui proses pembelajaran sesuai dengan tingkat pengetahuan dan pengalaman seseorang.
  1. Ciri-ciri motivasi
Menurut Sardiman A.M (1996:83) bahwa motivasi ang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2.      Tidak memerlukan dorongan dari luar berpartisipasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang dicapainya).
3.      Menunjukan minat terhadap bermacam-macam “masalah”.
4.      Lebih senang bekerja mandiri.
5.      Cepat bosan pada yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja sehingga kurng kreatif).
6.      Dapat mempertahankan pendapatnya apabila sudah yakin akan sesuatu.
7.      Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
8.      Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti di atas berarti seseorang itu selalu memiliki metivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri di atas sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar siswa yang belajar dengan baik tidak akan terjebak pada sesuatu yang rutinitas dan mekanis.
  1. Prinsip-Prinsip Motivasi
Didalam proses belajar mengajar sering terjadi kondisi yang justru menimbulkan konsekuensi yang tidak diharapkan terhadap keberhasilan belajar siswa, sehingga sebagi usaha guru untuk mencegah kekeliruan demikian ada baiknya guru mempelajari kembali beberapa prinsip umum tentang belajar dalam rangka menggugah dan membina motivasi belajar siswa, berikut prinsip-prinsip yang dikemukakan Oemar Hamalik (2008:156-161) adalah sebagai berikut:
1.      Kebermaknaan. Para siswa akan termotivasi dalam mempelajari sesuatu jika hal-hal yang dipelajarinya itu mengandung makna baginya.
2.      Pre Rekuisit. Para siswa akan lebih bergairah mempelajari sesuatu yang baru jika mereka terlalu memiliki semua pre rekuisit sebelumnya.
3.      Komunikasi. Para sisiwa akan lwbih bergairah mempelajari sesuatu jika pelajaarn itu distrukturisasikan sedemikian rupa sehingga memungkinkan mereka meneliti, mengoreksi, secara terbuka terhadap hal-hal yang sedang diajarkan.
4.      Modelling. Para siswa akan lebih bergairah mempelajari itngkah laku yang baru jika kepada mereka disajikan model pembuatan (Model performance) yang dapat mereka menyaksikanya sendir serta dapat menerimanya.
5.      Novelty: siswa akan lebih termotivasi belajar jika pengajian pelajaran dilaksanakan secara menarik dan bervariasi
6.      Aktif dan latihan: siswa aka lebih bermotivasi dalam belajar jika mereka diikutsertakan secara aktif dalam kegiatan latihan guna mencapai tujuan-tujuan intruksional.
7.      Latihan terbagi (distributed practec): siswa akan lebih terangsang motivasi belajarnya jika latihan dilaksanakan dalam jadwal-jadwal waktu yang singkat tetapi sering dilakuka selama periode waktu tertentu.
8.      Fading : siswa akan lebih termotivasi belajarnya. Jika perumpamaan intruksional secara sistematika da sedikit demi sedikit dikurangi
9.      Kondisi belajar yang menyenangkan: siswa akan lebih termotivasi dalam belajar jika diciptakan kondisi-kondisi yang menyenangkan.
Beberapa prinsip lain dikemukakan oleh Muhammad Surya (2004:67-70) adalah :
1.      Prinsip kompetisi
Adalah persaingan secara sehat, baik secara sehat, baik untuk inter maupun antar pribadi. Kompetisi inter pribadi atau self competision adalah kompetisi dalam diri pribadi masing-masing da tindakan atau unjuk kerja dan dimensi tempat dan waktu. Persaingan antara pribadi persaingan antara individu yang satu dengan yang lain sehingga dengan persaingan secara sehat, dapat ditimbulkan motivasi untuk bertindak secara sehat dan lebih baik..
2.      Prinsip pemicu
Pemicu ini dapat berupa informasi nasehat, amanat, peringatan, percontohan, dan sebagainya. Dalam hal ini motiv individu ditimbulkan dan ditingkatkan melalui upaya secara teratur untuk mendorong selalu melakukan tindakan dan unjuk kerja yang sebaik mungkin.
3.      Prinsip ganjaran dan hukum
Setiap unjuk kerja yang baik apabila diberikan ganjaran yang memadai, cenderung akan meningkatkan motivasi contoh pemberian hadiah kepada siswa yang berprestasi . hal yang harus diingat adalah agar ganjaran dan hukuman itu dapat diterapkan secara profesional dan benar-benar dapat memberikan motivasi
4.      Kejelasan dan kedekatan tujuan
Makin jelas dan makin dekat suatu tujuan maka akan semakin mendorong seseorang untuk melakukan tindakan. Tujuan disini adalah tujuan belajar yang meliputi tujuan khusus dan tujuan yang masih umum.
5.      Pemahaman hasil
Perasaan sukses yang ada dalam diri seseorang akan mendorongnya untuk selalu memeliharan dan meningkatkan unjuk kerja lebih lanjut. Artinya bahwa hasil yang dicapai seseorang akan merupakan kebalikan dari upaya yang telah dilakukanya dan itu semua dapat memberikan motivasi untuk melakukan tindakan selanjutnya.

6.      Pengembangan minat
Bahwa motivasi seseorang cenderung akan meningkat apabila yangbersangkutan memiliki minat yang besar dalam melakukan tindakanya.
7.      Lingkungan yang kondusif
Lingkungan belajar yang kondusif. Baik lingkungan fisik, sosial, maupun psikologis dapat menumbuhkan dan mengembangkan motif untuk belajar dan bekerja dengan baik dan produktif.
8.      keteladanan perilaku pengajar secara langsung atau tidak langsung mempunyai pengaruh terhadap perilaku siswa yang baik yang sifatnya positif maupun negatif, perilaku guru dapat menurunkan motivasi belajar siswa, sehubungan dengan ini maka sangat diharapkan agar perilaku guru dapat menjadi sumber keteladanan bagi para siswanya.
  1. Upaya untuk membangkitkan motivasi dalam kegiatan belajar
Untuk membangkitkan motivasi belajar siswa guru hendaknya berusaha dengan berbagai cara, berikut ini cara untuk membangkitkan motivasi intrinsik dan ekstrinsik adalah sebagai berikut:
1.      Kompetisi (persaingan) : guru berusaha menciptakan persaingan diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya dan mengatasi prestasi orang lain.
2.      Pace making (membuat tujuan sementara / dekat) : pada awalnya kegiatan mengjar hendaknya terlebih dahulu menyampaikan kepada siswa tujuanktsp (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang akan dicapai sehingga dengan demikian siswa berusaha untuk mencapai tujuan tersebut.
3.      Tujuan yang jelas : motif mendorong individu untuk mencapai tujuan, makin jelas tujuan makin besar nilai tujuan bagi individu yang bersangkutan dan makin besar pula motivasi dalam melakukan suatu perbuatan.
4.      Kesempurnaan untuk sukses : kesuksesan dapat menimbulkan rasa puas, kesenangan dan kepercayaan terhadap  diri sendiri,sedangkan kegagalan akan membawa efek yang sebaliknya, sehingga guru hendaknya banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk meraih sukses dengan usaha sendiri, tentu saja dengan bimbingnan guru.
5.      Minat yanng besar : motif akan timbul jika individu memiliki minat yang besar.
6.      Mengadakan penilaian atau tes, pada umumnya semua siswa mau belajar dengan tujuan memperoleh nilai yang baik (Uzer Usman,1997:29-30).
Sedangkan menurut Sardiman A.M (2004:91-95) mengemukakan bahwa untuk  membangkitkan motivasi belajar siswa, guru dapat melakukan berbagai cara sebagai berikut:
a) Memberi angka. Umumnya setiap anak ingin mengetahui hasil pekerjaannya, yakni berupa angka yang diberikan oleh guru. Siswa yang mendapat angka baik, maka akan terdorong motivasi belajarnya menjadi lebih besar. Sebaliknya, siswa yang mendapat angka kurang mungkin menimbulkan frustasi atau dapat juga menjadi pendorong agar belajar lebih baik.
b)   Pujian. Pemberian pujian kepada siswa atas hal-hal yang telah dilakukan dengan berhasil, besar manfaatnya sebagai pendorong belajar. Pujian menimbulkan rasa puas dan senang.
c)  Pemberian hadiah. Cara ini dapat juga dilakukan oleh guru dalam batas-batas  tertentu, misalnya, memberikan hadiah pada akhir tahun ajaran, dengan menunjukkan hasil belajar yang baik, atau kegiatan-kegiatan lain yang mendorong siswa untuk berprestasi.
d)  Kerja kelompok. Dalam kerja kelompok di mana para siswa melakukan kerja sama dalam belajar. Setiap anggota memberikan motif belajar pada anggota lainnya. Kadang-kadang rasa untuk mempertukarkan anggota kelompok menjadi pendorong dalam perbuatan belajar.
e)  Persaingan. Baik bekerja kelompok maupun persaingan mencari motif-motif sosial kepada siswa. Hanya saja persaingan antara individual akan menimbulkan pengaruh yang kurang baik, seperti hubungan persahabatan, perkelahian dan pertentangan persaingan yang baik ialah dalam bentuk antar kelompok belajar.
  1. Fungsi Motivasi Dalam Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi
Menurut Oemar Hamalik (2008:122) motivasi dibagi menjadi 2 bagian yaitu motivasi yang datang dari dalam diri individu itu sendiri (Intrinsik) dan motivasi yang adtang dari luar individu itu sendiri dalam artian motivasi tersebut datang dari luar diri (lingkungan). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi diantaranya adalah :
1.      Tingkat keadran diri siswa atas kebutuhan yang mendorong tingkah laku atau perbuatan dan kesadaran atau tujuan belajar yang hendak dicapai.
2.      Sikap guru terhadap kelas, guru yang bersikap bijak dan selalu merangsanng siswa untuk berbuat kearah suatu tujuan yang jelas dan bermakna bagi kelas akan menumbuhkan sifat intrinsik itu, tetapi apabila guru lebih menitik beratkan pada rangsangan-rangsangan sepihak maka sifat ekstrinsiknya menjadileboh dominan.
3.      Pengaruh kelompok siswa, bila terpengaruh kelompok terlalu kuat maka motivasinya lebih cenderung kesifat ekstrinsik.
4.      Suasana kelas juga berpengaruh terhadap muncul sifat tertentu pada motivasi belajar siswa, suasana kebebasan yang bertanggung jawab tentunya lebih merangsang munculnya motivasi intrinsik dibandingkan dengan suasana penuh tekanan dan paksaan.
Motivasi dalam proses kegiatan belajar mengajar mempunyai beberapa fungsi antara lain:
1.      Motivasi dapat memberi semangat terhadap peserta didik dalam    mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
2.      Motivasi perbuatan merupakan pemilih dari tipe kegiatan di mana seseorang  berkeinginan untuk melakukan kegiatan tersebut.
3.      Motivasi dapat memberi petunjuk pada tingkah laku belajar.
4.      Motivasi dapat menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan kegiatan pembelajaran warga belajar.
5.      Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong dalam usaha pencapaian prestasi dan     hasil belajar yang diharapkan.
6.      Motivasi mempunyai peranan dan manfaat yang sangat penting dalam kelangsungan dan keberhasilan belajar yang dilaksanakan oleh setiap individu. Hal ini berarti semakin tinggi motivasi belajar yang dimiliki individu, maka akan semakin tinggi/besar pula prestasi dan hasil belajar yang akan dicapai.
Kemampuan siswa dalam belajar merupakan kemampuan intelektual akademik yang dimiliki oleh siswa yang digunakan untuk mengolah dan memproses informasi yang diperoleh menjadi pengetahuan. Kondisi siswa yang meliputi kondisi fisik, psikis, dan indera yang akan mempengaruhi diri dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan.
Sebagai pendidikan perlu tahu kebutuhan yang diinginkan oleh para siswa. Seperti kebutuhan berprestasi. Setiap siswa berbeda kebutuhan berprestasinya. Ada siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, ada juga yang rendah. Siswa memiliki motivasi berprestasi tinggi kalau keinginan untuk sukses benar-benar berasal dari dalam diri. Siswa akan bekerja keras baik dalam situasi bersaing dengan orang lain, maupun dalam bekerja sendiri. Sedangkan siswa yang memiliki motivasi rendah cenderung takut gagal dan tidak mau menanggung resiko dalam mencapai prestasi yang tinggi.
Apabila guru suka mencela, mengeritik, merendahkan kemampuan siswa, maka siswa akan cenderung menilai din mereka sebagai orang yang tidak mampu berprestasi dalam belajar. Akibatnya minat untuk belajar menjadi turun. Jika guru memberikan penghargaan, bersikap mendukung dalam menilai prestasi siswa, maka lebih besar kemungkinan siswa-siswa menilai dirinya sebagai orang yang mampu berprestasi. Penghargaan untuk berprestasi merupakan dorongan untuk memotivasi siswa untuk belajar.
Dorongan intelektual adalah keinginan untuk mencapai suatu prestasi yang hebat, sedangkan dorongan untuk mencapai kesuksesan termasuk kebutuhan emosional, yaitu kebutuhan untuk berprestasi. Dari uraian di atas jelas kiranya bahwa motivasi bertalian erat dengan suatu tujuan. Makin berharga tujuan itu bagi yang bersangkutan, makin kuat pula motovasinya. Jadi motivasi itu sangat berguna bagi tindakan atas perbuatan seseorang.
Menurut Sardiman A.M (2004:75) di dalam uraiannya tentang pertumbuhan dan pembentukan manusia ada enam motif yang menggerakkan anak mau belajar antara lain :
1.      Motif psikologik. Setiap makhluk hidup mempunyai dorongan untuk berkembang sesuai dengan caranya masing-masing. Menurut kodratnya manusia ingin mengetahui sesuatu, bukan hanya kesanggupan mengetahui sesuatu begitu saja, tetapi juga terdapat kecenderungan untuk bekerja dan mengenal.
2.      Motif praktis. Serriuapengetahuan mempunyai nilai praktis. Untuk memperoleh kedudukan dalam hidup pada hakikatnya kita berhasil memenuhi kebutuhan tertentu.
3.      Motif pembentukan kepribadian. Pengetahuan dan kesehatan tidaklah hanya menghasilkan saja, tetapi juga menaikan kepribadian dalam segi estetik dan intelektualistik.
4.      Motif kesusilaan. Terbentuknya kepribadian berarti bahwa wataknya ikut terbentuk dalam kesusitaan. Belajarlah agar engkau menjadi lebih bersusila.
5.      Motif sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia harus belajar segala sesuatu yang layak diketahui dan dikerjakan dalam hidup pergaulan.
6.      Motif ketuhanan. Belajarlah agar dapat mengabdi pada Tuhan Yang  Maha Esa. Segala pengetahuan, dan kecakapan kita, harus kita arahkan pada suatu tingkatan di mana kita dapat menyadari hubungan kita sebagai manusia dengan Tuhan.
Semua motif memberi dorongan kuat terhadap belajar, tetapi motif secara sendiri-sendiri tidak mencukupi bagi murid untuk belajar, maupun bagi guru yang akan mengajar. Dorongan atau untuk berkembang dapat dinyatakan oleh kegiatan sendiri terhadap bahan pengajaran yang menarik.
Motivasi mempunyai nilai dalam pengajaran, adalah menjadi tanggung jawab guru agar pengajaran yang diberikannya berhasil dengan baik. Keberhasilan ini banyak bergantung pada usaha guru untuk dapat membangkitkan motivasi pada siswanya untuk belajar.

B.     Kaitan Antara Pendekatan Keterampilan Proses Dengan Motivasi Belajar Siswa
Pendekatan keterampilan proses sains dengan motivasi belajar siswa dilakukan oleh seorang guru untuk menilai jenis-jenis keterampilan yang digunakan untuk mengembangkan sains dengan pendekatan keterampilan proses siswa tidak hanya dilihat (dinilai) dari ranah kognitif saja tetapi juga dari ranah afektif dan psikomotornya, sehingga PBM tidak monoton dalam lingkup itu saja tetapi disesuaikan dengan materi atau situasi dan kondisi siswa dan lingkungan untuk disesuaikan dengan penggunaan pendekatan keterampilan proses tersebut.
Motivasi belajar siswa merupakan dorongan atau stimulus yang timbul dari beberapa faktor, adapun faktor-faktor tersebut adalah faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar tersebut diantaranya adalah metode dan strategi pembelajaran dan juga pendekatan-pendekatan yang lain, kemudian faktor dalamnya adalah faktor yang timbul dari dalam dari sendiri seperti motivasi dan minat, sehingga faktor-faktor tersebut harus saling berkolaborasi untuk meningkatkan efektivitas pembelajarannya.
     Dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan keterampilan proses dalam PBM Biologi akan dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa dan hal tersebut tergantung bagaimana cara dan pendekatan proses apa yang akan digunakan oleh guru dan menilai keterampilan prosesnya dan meningkatkan efektivitas pembelajarannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara Merubah File PDF ke Word

5 Cara Praktis  Merubah File PDF ke Microsoft Word 1. Merubah PDF ke Word dengan Google Docs Google menyediakan layanan gratis seperti Docs ...