Keterampilan Bertanya Siswa



a.      Pengertian
Bertanya atau mengajukan pertanyaan merupakan salah satu fungsi pokok bahasa selain fungsi lain seperti menyatakan pendapat, perasaan, mengajukan alasan, mempertegas pendapat dan sebagainya. Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon atau jawaban dari seseorang (guru atau antar siswa) (Asril, 2010:81). Banyak siswa mengalami kesulitan untuk bertanya. Banyak siswa lebih senang menunggu untuk menjawab pertanyaan daripada mempertanyakan sesuatu. 
Suatu ungkapan yang menyatakan bahwa it is better to ask some question than to know all the answers (Thurber) menunjukkan betapa pentingnya orang bertanya. Kita juga mengenal pepatah yang mengatakan malu bertanya sesat dijalan. Dengan demikian keterampilan bertanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran, yang sekaligus merupakan bagian dari keberhasilan dalam pengelolaan instruksional dan pengelolaan kelas. Melalui keterampilan bertanya guru mampu mendeteksi hambatan proses berpikir di kalangan siswa dan sekaligus dapat memperbaiki dan meningkatkan proses belajar di kalangan siswa.
b.      Fungsi dan Peran Pertanyaan
Pentingnya bertanya (Gulo, W. 2004:102) dalam kegiatan belajar mengajar dapat kita fahami kalau diperhatikan perannya sebagai berikut:
1.      Melengkapi kemampuan berceramah
2.      Mrngubah kemampuan berceramah
3.      Meningkatkan kadar CBSA
4.      Sikap inkuiri bertitik tolak pada bertanya
5.      Mengubah persepsi yang keliru terhadap bertanya.
Dalam peranan yang demikian itu, kegiatan bertanya berfungsi untuk:
1.      Mengembangkan minat dan keingintahhuan
2.      Memusatkan perhatian pada pokok masalah
3.      Mendiagnosis kesulitan belajar
4.      Meningkatkan kadar CBSA
5.      Kemampuan memahami informasi
6.      Kemampuan mengemukakan pendapat
7.      Mengukur hasil belajar
8.      Mengembangkan SCL (Student Center Learning).
Untuk mengembangkan pertanyaan yang efektif sesuai dengan fungsi tersebut, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
1.      Kehangatan dan antusias. Bertanya dan  menjawab dilakukan dalam situasi yang cukup hangat dan antusias.
2.      Beberapa kebiasaan yang perlu dihindari dalam mengajukan pertanyaan adalah:
a.       Mengulang pertanyaan
b.      Mengulang jawaban siswa
c.       Menjawab pertanyaan sendiri
d.      Memancing jawaban serentak
e.       Pertanyaan ganda
f.       Menentukan siswa tertentu.
c.       Ciri-ciri Pertanyaan yang Baik
Sardinian dalam bukunya ‘Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar’ mengatakan bahwa pertanyaan yang baik mempunyai ciri-ciri:
a)      Kalimatnya singkat dan jelas.
b)      Tujuannya jelas.
c)      Setiap pertanyaan hanya satu masalah.
d)     Mendorong anak untuk berfikir kritis.
e)      Jawaban yang diharapkan bukan sekedar ya atau tidak.
f)       Bahasa dalam pertanyaan dikenal baik oleh siswa, dan
g)      tidak menimbulkan tafsiran ganda              
d.      Taksonomi Bertanya
Menurut J.D. Parera (1983:10), taksonomi bertanya dapat dikategorikan sebagai berikut: Mengingat / menghafal, menterjemahkan, interpretasi, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Senada dengan Parera, Sanders (dalam Rustaman :248) menggunakan taksonomi Bloom tentang tujuan pendidikan mengembangkan taksonomi pertanyaan menjadi pertanyaan ingatan, translasi, interpretasi, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
Sementara menurut Gulo (2004:104), bertanya sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu:
1.      Bertanya dasar, bertanya untuk mengembangkan kemampuan berfikir dasar. Dihubunkan dengan taksonomi Bloom, kemampuan dasar ini terdiri atas pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension) dan aplikasi.
2.      Bertanya lanjut, bertanya untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif-inovatif. Kemampuan ini meliputi analisis, sintesis dan evaluasi.
Dengan kategori taksonomi bertanya tersebut kita dapat dengan mudah menggolongkan kategori atau kriteria pertanyaan yang dapat diajukan oleh siswa atau guru dalam proses pembelajaran.
e.       Jenis-jenis Pertanyaan
Untuk dapat mengimplementasikan keterampilan bertanya dalam pembelajaran IPA Biologi maka seorang guru perlu mengenal macam dari jenis pertanyaan khususnya pertanyan proses dan pertanyaan tingkat tinggi. Pertanyaan proses merupakan bentuk pertanyaan yang mengacu pada pengembangan konsep IPA Biologi. Lewat daur berpikir empirico-logico-verificatio yang antara lain memuat pertanyaan observasi, klasifikasi, komunikasi, kesimpulan, hipotesis, eksperimentasi, dan pengukuran. Selanjutnya pertanyaan tingkat tinggi pada upaya menggali kemampuan siswa berpikir yang melibatkan aspek penilaian, penciptaan dan penalaran yang hakikatnya mengarahkan siswa untuk mampu berpikir taat asas.
Dengan melibatkan aspek-aspek tersebut guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir, sehingga perhatian siswa dapat lebih fokus pada pembelajaran dan tidak menimbulkan kebosanan. Dalam kaitan ini, guru sebagai pengelola pembelajaran perlu menghilangkan prasangka terhadap siswa dengan cara mengembangkan keterampilan bertanya dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir serta guru harus sabar dalam menunggu jawaban yang muncul dari siswa.
Penerapan keterampilan bertanya dalam pembelajaran IPA Biologi menuntut guru untuk lebih memahami materi IPA Biologi, yakni Biologi berkembang lewat observasi / pengamatan eksperimen dan berpikir yang taat asas. Oleh karena itu, sumber belajar yang berkaitan dengan lingkungan biologi perlu ditata ulang agar siswa mampu mengembangkan respon indrawinya sehingga kecermatan dan ketelitian, kejujuran dan kesadaran akan adanya masalah dalam setiap pembelajaran menjadi fokus utama yang perlu mendapatkan perhatian. Dalam kaitan ini pengembangan persepsi siswa menjadi acuan utama yang perlu mendapatkan perhatian dan bantuan guru agar siswa memperoleh kemudahan dan mampu membangun konsep yang benar. Keterampilan bertanya perlu memperhatikan loncatan berpikir dari aspek konkret ke abstrak.
Dalam pembelajaran IPA Biologi diperlukan pengelolaan instruksional dan pengelolaan kelas yang mampu memberdayakan siswa dalam pembelajaran, Pengelolaan instruksional berkaitan dengan pengelolaan materi yang mampu membangkitkan interes siswa sedangkan pengelolaan kelas berkaitan dengan cara mengatur kelas penyediaan sumber belajar yang mampu menumbuhkan pola interaksi bermakna di kalangan siswa. Maka, penerapan keterampilan bertanya dalam pembelajaran merupakan hal yang penting dan merupakan salah satu aspek yang mampu memberdayakan siswa di kelas.
Kemampuan bertanya dapat dilatih dengan mengamati secara seksama dan mempertanyakan mengapa sesuatu itu memiliki kekhususan bentuk, warna, ukuran, bagian dan sebagainya.

f.       Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Bertanya siswa
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keterampilan bertanya siswa, faktor tersebut terdiri atas faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa. (http://poojetz.wordpress.com)
1.             Faktor dari dalam diri siswa
 a. Minat siswa dalam bertanya
Minat, besar pengaruhnya terhadap berbagai aktivitas. Siswa yang berminat terhadap suatu pelajaran, akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, karena ada daya tarik baginya. Siswa akan mudah menghafal pelajaran yang menarik minatnya.
Tinggi rendahnya minat siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkan, ini erat kaitannya pula dengan tinggi rendahnya kesadaran diri terhadap pemenuhan rasa ingin tahu / kebutuhan akan informasi, yang salah satunya dengan mengajukan pertanyaan.
b. Memiliki perasaan tidak / kurang berani dalam bertanya
Perasaan kurang berani (perasaan takut) adalah sejenis naluri. Kebanyakan perasaan takut itu disebabkan karena pengaruh lingkungan. Takut salah, takut mendapat ejekan.
Perasaan takut yang ada pada siswa, akan melemahkan semangatnya dan akan menggoyahkan ketenangannya. Ia tidak berani mengajukan pertanyaan, karena diliputi perasaan takut, seperti takut salah, takut mengungkapkan pendapat dan karena ketakutan lainnya. Sehingga apa yang ingin ditanyakan tidak dapat diutarakannya.

c. Motif keingintahuan siswa
Motif ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Atau seperti yang dikatakan oleh Sartain dalam bukunya Psychology Understanding of Human Behavior yang dikutip oleh M. Ngalim Purwanto, “Motif adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku / perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang. Motif keingintahuan siswa yang besar pada suatu pelajaran, akan dapat dilihat pada semangatnya mengikuti pelajaran.
Salah satunya yang dapat dilihat ialah kebiasaannya mengajukan pertanyaan dan mengemukakan gagasan. Dengan motif keingintahuannya yang besar segala aktivitas belajar demi mencapai prestasi dan cita-citanya akan dijalaninya dengan penuh kegigihan.


2. Faktor Dari Luar Diri Siswa
a. Faktor Guru (motivasi dari guru)
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada siswanya di sekolah, maka gurulah yang menciptakan lingkungan belajar bagi kepentingan belajar siswanya. Sebagai pendidik guru tidak hanya berperan untuk mendorong meningkatkan prestasi belajar siswa, tetapi juga yang lebih jauh lagi untuk memotivasi siswa agar lebih aktif, bergairah belajar dan menumbuhkan rasa ingin tahu pada siswa. Selaku motivator, guru harus selalu member semangat agar motif-motif yang positif pada siswanya dapat dibangkitkan, ditingkatkan dan dikembangkan.
Guru harus memotivasi siswanya agar terbiasa bertanya, karena hal itu penting bagi perkembangan kepribadian dan penambah pengetahuan. Dan sebagai orang yang menginginkan keberhasilan dalam mengajar, guru harus selalu mempertahankan agar umpan balik selalu berlangsung dalam diri siswanya. Umpan balik itu tidak hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga dalam bentuk sikap mental yang selalu berproses untuk menyerap bahan pelajaran yang diberikan. Bertanya adalah salah satu umpan balik yang diberikan siswa pada guru.
Guru yang hanya mengajar dan tanpa memperhatikan mengerti tidaknya siswa terhadap bahan pelajaran yang disampaikan, akan mendapat reaksi negatif dari siswa. Siswa cenderung menunjukkan sikap acuh tak acuh atas apa yang disampaikan, ia juga bisa melakukan kegiatan lain yang terlepas dari masalah pelajaran.


b. Faktor Lingkungan, seperti suasana belajar
Suasana belajar yang menyenangkan akan mempengaruhi semangat dan suasana hati siswa. Siswa yang memiliki semangat untuk belajar dan memiliki suasana hati yang menyenangkan, ia akan mengikuti pelajaran dengan penuh perhatian dan tidak akan sungkan-sungkan mengajukan pertanyaan dan mengemukakan gagasannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara Merubah File PDF ke Word

5 Cara Praktis  Merubah File PDF ke Microsoft Word 1. Merubah PDF ke Word dengan Google Docs Google menyediakan layanan gratis seperti Docs ...