Hakikat Pendidikan
Nilai dan Sikap
Nilai
adalah suatu konsep yang berada dalam pikiran manusia yang sifatnya
tersembunyi,tidak berada di dalam dunia yang empiris.Nilai berhubungan dengan
pandangan seseorang tentang baik dan buruk,indah dan tidak indah, dan lain
sebagainya.Dengan demikian pendidikan nilai pada dasarnya proses penanman nilai
kepada peserta didik yang diharapkan,oleh karenanya siswa dapat berperilaku
sesuai dengan pandangan yang dianggapnya baik dan tidak bertentangan dengan
norma-norma yang berlaku.
Model Strategi
Pembelajaran Sikap
Di bawah ini disajikan
beberapa model strategi pembelajaran pembentukan sikap :
1. Model
Konsiderasi
Model konsiderasi dikembangkan oleh MC.Paul,seorang
humanis.Paulmenganggap bahwa pembentukan moral tidak sama dengan pengembangan
kognisi yang rasional.Pembelajaran moral siswa menurutnya adalah pembentukan
pembentukan kepribadian bukan pengembangan intelektual.Oleh sebab itu,model ini
menekankan kepada strategi pembelajaran yang dapat membentuk
kepribadian.Tujuannya adalah agar siswa menjadi manusia yang memiliki
kepedulian terhadap orang lain.
Implementasi model konsiderasi
guru dapat mengikuti tahapan-tahapan pembelajaran seperti berikut:
a.
.menghadapkan siswa pada suatu
masalah yang mengandung konflik,yang sering terjadi dalam kehidupan
sehari-hari.Ciptakan situasi”Seandainya siswa ada dalam masalah tersebut “
b.
Menyuruh siswa untuk
menganalisis sesuatu masalah dengan melihat bukan hanya yang tampak,tapi juga
yang tersirat dalam permasalahan tersebut,misalnya perasaan,kebutuhan,dan
kepentingan orang lain.
c.
Menyuruh siswa untuk
menuliskan tanggapannya terhadap permasalahan yang dihadapi.Hal ini dimaksudkan
agar siswa dapat menelaah perasaannya sendiri sebelum mendengar respons orang
lain untuk dibandingkan.
d.
Mengajak siswa untuk
menganalisis respons orang lain serta membuat kategori dari setiap respons yang
diberikan siswa.
e.
Mendorong siswa untuk
merumuskan akibat atau konsekuensi dari setiap tindakan yang diusulkan
siswa.Dalam tahapan ini siswa diajak berpikir tentang segala kemungkinan yang
akan timbul sehubungan dengan tindakannya.
f.
Mengajak siswa untuk
memandang permasalahan dari berbagai sudut pandang untuk menambah wawasan agar
mereka dapat menimbang sikap tertentu sesuai dengan nilai yang dimilikinya.
g.
Mendorong siswa agar
merumuskan sendiri tindakan yang harus dilakukan sesuai dengan pilihannya
berdasarkan pertimbangannya sendiri.
2.Model
Pengembangan Kognitif
Model pengembangan kognisi dikembangkan oleh Lawrence
Kohlberg.Model ini banyak diilhami oleh pemikiran John Dewey yang berpendapat
bahwa perkembangan manusia terjadi sebagai proses dari restrukturisasi kognitif
yang berlangsung secara berangsur-angsur menurut urutan tertentu.Menurut
Kolhberg,moral manusia itu berkembang melalui 3 tingkat ,dan setiap tingkat
terdiri dari 2 tahap. “
a. Tingkat prakonvensional
Pada tingkat ini setiap individu memandang moral
berdasarkan kepentingannya sendiri,Artinya pertimbangan moral didasarkan pada
pandangan secara individual tanpa menghiraukan rumusan dan aturan yang dibuat
oleh masyarakat,terdiri daridua tahap:
1.
Orientasi hukuman dan
kepatuhan, Artinya anak hanya berpikir bahwa perilaku yang benar itu adalah
perilaku yang tidak akan mengakibatkan hukuman,dengan demikian setiap peraturan
harus dipatuhi agar tidak menimbulkan konsekuensi negative.
2.
Orientasi instrumental
relative, Pada tahap ini perilaku anak didasarka pada perilaku adil,berdasarkan
aturan permainan yang telah disepakati.
b. Tahap Konvensional
Pada
tahap konvensional meliputi 2 tahap
1.
Keselarasan interpersonal, Pada
tahap ini ditandai dengan perilaku yang ditampilkan individu didorong oleh
keinginan untuk memenuhi harapan orang lain.
2.
System social dan kata hati,
Pada tahap ini perilaku individu bukan
didasarkan pada dorongan untuk memenuhi harapan orang lain yang dihormatinya.
c. Tingkat postkonvensional
Pada tingkat ini perilaku bukan hanya didasarkan pada
kepatuhan terhadap norma-norma masyarakat yang berlaku,akan tetapi didasari
oleh adanya kesadaran sesuai dengan nilai-nilai yang dimiliki secara individu.
1.
Kontra social, Pada tahap
iniperilaku individu didasarkan pada kebenaran-kebenaran yang diakui oleh
masyarakat.
2.
Prinsip etis yang universal,
Pada tahap ini perilaku manusia didasarkan pada prinsip-prinsip universal.
Kesulitan dalam
Pembelajaran Afektif
·
Pertama, selama ini proses
pendidikan sesuai dengan kurikulum yang berlaku cenderung diarahkan untuk
pembentukan intelektual.dengan demikian keberhasilan proses pendidikan dan
proses pembelajaran di sekolah ditentukan oleh criteria kemampuan intelektual.
·
Kedua, sulitnya melakukan
control karena banyaknya factor yang dapat mempengaruhi perkembangan sikap
seseorang.
·
Ketiga,keberhasilan
pembentukan sikap tidak bisa dievaluasi dengan segera. Berbeda dengan keberhasilan
pembentukan kognisi dan aspek ketrampilan yang hasilnya dapat diketahui setelah
proses pembelajaran berakhir.
·
Keempat,pengaruh kemajuan
teknologi,khususnya teknologi informasi yang menyuguhkan aneka pilihan program
acara,berdampak pada pembentukan karakter anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar