Pengertian Belajar dan Pembelajaran






  1. Pengertian Belajar
  Belajar adalah suatu proses usaha yang di lakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 2).
  Belajar adalah kegiatan yang berproses dan meruoakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan, ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses pembelajaran yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri (Syah, 2003: 63).
  Rumusan pengertian belajar adalah sebagai berikut :
1.       Belajar merupakan proses kegiatan yang berkesinambungan dimulai dari pengalaman dan berlangsung seumur hidup.
2.       Belajar yaitu memodifikasi atau memperkuat tingkah laku melalui pengalaman dan pelatihan.
3.       Belajar untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara sadar.
4.       Dalam belajar karena adanya tujuan yang hendak dicapai.
5.       Dalam belajar juga terlibat pula peran keperibadian,  seperti aspek motivasi, emosi dan sebagainya (Usman, 2002: 1).
Jadi proses belajar berkaitan erat dengan proses pembelajaran, karena belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil pengalaman.
Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (Sadiman, 2006: 2). Bukti bahwa seseorang telah belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku memiliki unsur subjektif dan unsur motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah segangkan unsur motoris adalah unsur jasmaniah (Hamalik, 2004: 30).
            Menurut Suryabrata (1991: 248-249) identifikasi ciri-ciri dari kegiatan belajar yaitu:
b.       Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang mengajar (dalam arti behavioral changes), baik aktual maupun potensial.
c.       Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kemampuan baru, yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.
d.      Perubahan itu terjadi karena usaha.
Menurut John Holt (dalam Silberman, 2006: 26) belajar semakin baik jika siswa diminta untuk melakukan hal-hal berikut:
1.       Mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata mereka sendiri
2.       Memberikan contohnya
3.       Mengenalnya dalam bermacam bentuk dan kondisi
4.       melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta atau gagasan lain
5.       menggunakannya dengan beragam cara
6.       memprediksikan sejumlah konsekuensinya
7.       menyebutkan lawan atau kebalikannya.

Gagne berpendapat bahwa dalam belajar terdiri dari tiga tahap yang meliputi sembilan fase. Tahapan itu sebagai berikut: (1) persiapan untuk belajar, (2) pemerolehan dan unjuk perbuatan (performansi), dan (3) alih belajar. Pada tahap persiapan dilakukan tindakan pengarahan perhatian, pengharapan dan mendapatkan kembali informasi. Pada tahap pemerolehan dan performansi digunakan untuk persepsi selektif, sandi semmantik, pembangitan kembai dan respons, seperti penguatan. Tahap alih belajar meliputi pengisyaratan untuk membangkitkan dan memberlakukan secara umum (Mudjiono, 2006: 12).
             Menurut Sukmadinata (2004 : 167) teori- teori belajar bersumber dari teori atau aliran-aliran psikologi. Secara garis besar dikenal ada tiga rumpun besar psikologi yaitu : teori disiplin mental, behaviorisme, dan kognitif- gestalt - field.
1.    Teori disiplin mental
Menurut rumpun psikologi ini individu memiliki kekuatan kemampuan, atau potensi-potensi tertentu. Belajar adalah pengembangan dari kekuatan-kekuatan kemampuan dan potensi-potensi tersebut. Bagaimana proses pengembangan kekuatan-kekuatan tersebut tiap aliran atau teori mengemukakan pandangan yang berbeda.
2.     Teori behaviorisme
Rumpun teori ini disebut behaviorisme karena sangat menekankan perilaku atau tingkah laku yang dapat diamati. Teori- teori dalam rumpun ini bersifat molekular, karena memandang kehidupan individu terdiri atas unsur- unsur seperti halnya molekul- molekul.
3.   Teori cognitif- gestalt- field
Rumpun ketiga adalah kognitif-gestalt–field. Kalau rumpun behaviorisme bersifat molekular (menekankan unsur- unsur), maka rumpun ini bersifat molar atau bersifat keseluruhan dan keterpaduan. Teori kognitif, dikembangkan oleh para ahli psikologi kognitif, teori ini berbeda dengan behaviorisme, bahwa yang utama pada kehidupan manusia adalah mengetahui (knowing) dan bukan respon.
2.       Pengertian Pembelajaran
             Menurut Dimyati dan Mujiono (Sutikno, 2005: 27) “pembelajaran merupakan suatu tugas utama pendidik, pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang di tujukan untuk membelajarkan peserta didik”.
              Menurut Dimyati dan Mujiono (dalam Sagala, 2003: 62) “pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk membuat siswa secara aktif “. Dalam arti sempit, proses pembelajaran adalah proses sosialisasi individu siswa dengan lingkungan sekolah seperti guru sumber atau fasilitas dan teman sesama.
  Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik (E. Mulyasa, 2002: 100).
              Perubahan perilaku dalam proses belajar ini merupakan akibat dari interaksi dengan lingkungan. Interaksi ini biasanya berlangsung secara disengaja. Kesengajaan ini tercermin dari adanya faktor-faktor berikut:
1.       Kesiapan (readiness): yaitu kapasitas baik fisik maupun mental untuk melakukan sesuatu
2.       Motivasi: yaitu dorongan dalam diri sendiri untuk melakukan sesuatu, dan
3.       Tujuan yang ingin dicapai (Ali, 2002: 15).
             Menurut Jerome S. Bruner, dalam proses pembelajaran siswa menempuh tiga episode atau fase.
a.       Fase informasi (tahap penerimaan materi)
Dalam fase informasi, seorang siswa yang sedang belajar memperoleh sejumlah keterangan mengenai materi yang sedang dipelajari.
b.       Fase transformasi (tahap pengubahan materi)
Dalam fase transformasi, informasi yang telah diperoleh itu dianalisis, diubah, atau ditransformasikan menjadi bentuk yang abstrak atau konseptual supaya kelak pada gilirannya dapat dimanfaatkan sebagai hal-hal yang lebih luas.
c.       Fase evaluasi (tahap penilaian materi)
Dalam vase evaluasi, seorang siswa akan menilai sendiri sampai sejauh manakah pengetahuan (informasi yang telah ditransformasikan) dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala atau memecahkan masalah yang dihadapi (Syah, 2002: 113-114).
                   Menurut Pieget, pembelajaran terdiri dari empat langkah berikut.
(1)    Langkah satu: menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak sendiri.
(2)    Langkah dua: memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dengan topik tersebut.
(3)    Langkah tiga: mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah.
Langkah empat: melalui pelaksanaan tiap kegiatan, memahami keberhasilan dalam melakukan revisi (Mudjiono, 2006: 14).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara Merubah File PDF ke Word

5 Cara Praktis  Merubah File PDF ke Microsoft Word 1. Merubah PDF ke Word dengan Google Docs Google menyediakan layanan gratis seperti Docs ...