Tawakkal

TAWAKKAL

TARJO, S.Pd.I 

 


“Dan, tawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah sebagai pelindung.” (QS. An-Nisa’:81)

“Dan hanya kepada Allah hendaknya kalian bertawakal, jika kalian benar-benar orang yang beriman.” (QS. Al-Maidah:23)

“Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath-Thalaq:3)

“Kemudian apabila kalian telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” (QS. Ali Imran:159)

“Jika Allah menolong kalian, maka tak ada orang yang dapat mengalahkan kalian, dan jika Allah membiarkan kalian (tidak memberikan pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kalian (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang Mukmin bertawakal.” (QS. Ali Imran:160)

SABAR

SABAR

TARJO, S.Pd.I 

 


Keharusan sabar bagi Mukmin

Karena sabar adalah ciri dari seorang Mukmin.

“Dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.” (Al-Baqarah 2:177)

“Hai orang-orang yang beriman bersabarlah kamu dan kuat-kanlah kesabaranmu.” (QS. Ali Imran 3:220)

Sabar di sini ialah ibadah dan pendekatan diri kepada Allah SWT.

“Dan untuk Robbmu hendaklah kamu bersabar.” (QS. Al-Muddatstsir:7)Cobaan bagi ahli iman adalah suatu kepastian

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan : “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rajiuun” (Al Baqarah 2:155-156)

“Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutuan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertaqwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.” (QS. Ali Imran 3:186)

“Dan di antara manusia ada yang mengabdi Allah pada garis batas, hingga jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana,

Takabbur



TAKABBUR
Tarjo, S.Pd.I

       SOMBONG atau takabur (takabbur) adalah sifat hati yang terkeji (madzmumi) dan merupakan satu daripada penyakit hati yang membawa akibat kebinasaan diri. Pengertian tentang takabur dapat difahami dari maksud beberapa hadist yang berikut :
1. Rasulullah bersabda, "Dianggap sebagai takabur itu ialah menolak apa yang benar dan mengaggap hina kepada orang lain". (HR. Muslim).
2. Bersabda Rasulullah S.A.W kepada sahabatnya, Abu Dzar : "Takabur itu meninggalkan kebenaran dan engkau mengambil selain kebenaran. Engkau melihat orang lain dengan pandangan bahwa kehormatannya tidak sama dengan kehormatanmu, darahnya tidak sama dengan darahmu".
3. Rasulullah S.A.W bertanya kepada sekumpulan Sahabat, "Tahukah kamu, orang gila yang sebenar-benarnya?" Para Sahabat menjawab, "Tidak tahu, ya Rasulullah". Lalu Rasulullah menjelaskan, "Orang gila ialah orang yang berjalan dengan takabur, memandang rendah kepada orang lain, membusungkan dada, mengharapkan syurga sambil membuat maksiat dan kejahatannya membuat orang tidak aman dan kebaikanya tidak pernah diharapkan. Itulah orang gila yang sebenarnya".

       Berdasarkan kisah di dalam al-Qur'an, makhluk yang pertama yang diserang dan menjadi mangsa penyakit takabur ialah Iblis (la'natullah). Walaupun diperintah oleh Allah SWT, Iblis enggan menghormati Adam a. s (manusia dan nabi Allah yang pertama) karena dia menganggap dirinya lebih mulia daripada Adam. Katanya,

Mengendalikan Syahwat

MENGENDALIKAN SYAHWAT

TARJO, S.Pd.I

 

“Jangan kamu dekat-dekat pada perzinaan, karena sesung-guhnya dia itu perbuatan yang kotor dan cara yang sangat tidak baik.” (QS. Al-Isra’:32)
Sahl bin Sa’d berkata: Rasulullah saw bersabda : “Siapa yang menjamin untukku apa yang ada diantara dua janggutnya dan dua kakinya maka aku menjamin untuknya sorga.” (HR. Bukhari)

1.a.   Menjaga kemaluan

Adab berpakaian dalam Islam :
1.    Hendaknya ikhwan menahan seluruh auratnya dan demikian juga dengan akhwat.
 “Katakanlah kepada orang-orang mu’min laki-laki: hendaklah mereka itu menundukkan sebahagian pandangan-nya dan menjaga kemaluannya; karena yang demikian itu lebih bersih bagi mereka. Sesungguhnya Allah Mahameneliti terhadap apa-apa yang kamu kerjakan. (An-Nur : 30)
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah Menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang

Mengendalikan Lidah

MENGENDALIKAN LIDAH

TARJO, S.Pd.I

 


Sahl bin Sa’d berkata: Rasulullah saw bersabda : “Siapa yang menjamin untukku apa yang ada diantara dua janggutnya dan dua kakinya maka aku menjamin untuknya sorga.” (HR. Bukhari)

      Diantara perkataan ada yang buruk dan ada yang lebih buruk, ada yang keji dan ada yang lebih keji, ada yang baik dan ada yang lebih baik.

“Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: ‘Hendaklah mereka mengucapkan yang lebih baik. Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan diantara mereka.” (al-Isra’:53)

      Diantara kewajiban utama kita dalam urusan lidah ini ialah menggunakannya dalam da’wah kepada kebaikan, amar ma’ruf, nahi munkar, mendamaikan persengketaan dan menyerukan kebaikan dan taqwa.

“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan ummat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (Ali Imran:104)

“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi shadqah,

Empat tanda Muslim JAHILI



EMPAT TANDA MUSLIM JAHILI

TARJO,S.Pd.I 

 


            Salah satu konsekuensi seseorang menjadi muslim adalah meninggalkan segala bentuk nilai-nilai yang tidak Islami atau yang jahili. Karena itu setiap mu'min dituntut untuk masuk ke dalam Islam secara kaffah atau menyeluruh. Allah berfirman yang artinya: "Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu" (QS 2:208).
            Ayat tersebut turun dengan sebab; ada sekelompok sahabat yang semula beragama Yahudi meminta kepada Nabi Saw agar dibolehkan merayakan atau memuliakan hari Sabtu dan menjalankan kitab Taurat. Maka turunlah ayat ini yang tidak membolehkan seseorang yang telah mengaku beriman tapi masih berprilaku sebagaimana prilakunya pada masa jahiliyah.
            Meskipun demikian, masih banyak dari orang-orang yang mengaku beriman tapi tidak meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama yang jahiliyah sehingga kepribadiannya masih bercampur dengan kepribadian jahiliyah, karenanya orang seperti itu pantas kita sebut dengan muslim yang jahili. Dari sekian banyak tandanya, Rasulullah Saw menyebutkan dalam satu hadits:

DOSA-DOSA BESAR


 

DOSA-DOSA BESAR

TARJO, S.Pd.I

“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami Hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosa yang kecil) dan Kami Masukkan kamu ke Tempat yang mulia (Surga).” (QS. An Nisa’ 4:31)

“Dan hanya Kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi supaya Dia Memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan Memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan Pahala yang lebih baik (Surga). (Yaitu) orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguh-nya Tuhan-mu Maha Luas Ampunan-Nya. Dan Dia lebih Mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia Menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dia-lah yang paling Mengetahui tentang orang yang bertakwa.” (QS. An Najm 53:31-32)

1.a.   Berhati-hati terhadap dosa


“Dan mereka berkata, “Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali selama beberapa hari saja,” Kata-kanlah, “Sudahkah kamu menerima Janji dari Allah sehingga Allah tidak akan Memungkiri Janji-Nya ataukah kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?” (Bukan demikian), yang benar, barang siapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah

PROFIL PRIBADI MUSLIM



PROFIL PRIBADI MUSLIM

TARJO, S.Pd.I 

 


Al-Qur'an dan Sunnah merupakan dua pusaka Rasulullah Saw yang harus selalu dirujuk oleh setiap muslim dalam segala aspek kehidupan. Satu dari sekian aspek kehidupan yang amat penting adalah pembentukan dan pengembangan pribadi muslim. Pribadi muslim yang dikehendaki oleh Al-Qur'an dan sunnah adalah pribadi yang shaleh, pribadi yang sikap, ucapan dan tindakannya terwarnai oleh nilai-nilai yang datang dari Allah Swt.
            Persepsi masyarakat tentang pribadi muslim memang berbeda-beda, bahkan banyak yang pemahamannya sempit sehingga seolah-olah pribadi muslim itu tercermin pada orang yang hanya rajin menjalankan Islam dari aspek ubudiyah, padahal itu hanyalah salah satu aspek yang harus lekat pada pribadi seorang muslim. Oleh karena itu standar pribadi muslim yang berdasarkan Al-Qur'an dan sunnah merupakan sesuatu yang harus dirumuskan, sehingga menjadi acuan bagi pembentukan pribadi muslim.
            Bila disederhanakan, sekurang-kurangnya ada sepuluh profil atau ciri khas yang harus lekat pada pribadi muslim.
1. Salimul Aqidah
            Aqidah yang bersih (salimul aqidah) merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah Swt dan dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuan-Nya. Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah sebagaimana firman-Nya yang artinya:

BERSAUDARA DAN SALING MENASIHAT



BERSAUDARA DAN SALING MENASIHATI

TARJO, S.Pd.I 

 


            Api peperangan di lembah Badr telah padam. Perang ini berakhir dengan kemenangan Dienul Haq (agama yang benar) atas Dienul Kufr. Sejumlah 14 mujahid muslimin syahid; 6 orang dari pihak Muhajirin, sisanya 8 orang dari pihak Anshar. Di lain pihak sebanyak 70 orang tentara musyrik Makkah ditawan, dan 70 orang lainnya tewas. Kebanyakan dari mereka adalah para pemuka dan pembesar Makkah.
            Sebelum Islam datang, masyarakat Arab hidup dalam sistem 'ashabiyyah yang fanatik terhadap qabilah (suku) dan keturunan. Hubungan mereka kepada suku dan keturunan adalah hubungan hidup dan mati. "Bela saudaramu salah atau benar", itulah semboyan mereka yang diterjemahkan secara harfiah. Hidup dan mati mereka dipersembahkan untuk menjaga kehormatan dan keberlangsungan suku dan keturunan. (Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfury, Ar-Rahiqul Makhtum, hal. 45)
            Dan di perang Badr ini (Ramadhan 2 H), perang pertama dalam sejarah perjalanan Islam, justru mereka orang-orang Muhajirin Makkah khususnya berperang melawan saudara, keturunan dan suku, bahkan ada yang berperang melawan ayah, paman atau anaknya sendiri, yang berbeda aqidah. Umar bin Al-Khaththab membunuh pamannya, 'Ash bin Hisyam yang kafir. Abu Bakr berperang melawan anaknya, Abdurrahman yang ketika itu belum memeluk Islam.
            Lain lagi kisah antara Mush'ab bin Umair dan

Akhlak Bekerja

AKHLAK BEKERJA

TARJO, S.Pd.I

 


1.a.   Ikhtiar


a.    Merencanakan pekerjaan sematang-matangnya oleh ahlinya (dengan ilmu)

“… maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” (QS. An Nahl 16:43)

“Ketika kekuasaan dipegang oleh orang-orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah hari (kiamat) itu.” (HR. Bukhari)

Jika suatu persoalan diserahkan kepada orang yang tidak memiliki ilmunya maka mudharat yang dihasilkan akan lebih banyak daripada manfaat yang dihasilkannya.

b.    Musyawarah

Fadhail syuraa :

§  banyak gagasan

§  tekanan per individu berkurang karena beban kerja  akan  ditanggung bersama

§  bisa mengerjakan tugas interdisipliner (berbagai disiplin tugas)

§  mempunyai potensi menyelesaikan tugas yang lebih sulit, lebih banyak dengan lebih baik dibandingkan seorang individu

‘Maka disebabkan Rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkan-lah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan

AHLAK TERHADAP NON MUSLIM



AHLAK TERHADAP NON MUSLIM

TARJO, S.Pd.I 

 


            Menurut ajaran Islam, pergaulan dan hubungan umat Islam dengan non muslim haruslah dibangun atas dasar ahlaqul karimah.  Secara umum, dalam hubungan dengan umat Islam, orang kafir terbagi dua macam ; kafir muharib, yaitu orang kafir yang memerangi umat Islam dan kafir ghairu muharib yaitu orang kafir yang tidak memerangi umat Islam.

            Beberapa prinsip pergaulan yang harus dijaga umat Islam dengan kafir ghairu muharib adalah :

    1. Menahan diri melakukan kedzaliman, penghinaan dan tindakan yang melampaui batas (melanggar HAM).
    2. mempraktekkan prinsip-prinsip ahlak Islam, diantaranya : kejujuran, amanat, kesadaran, keadilan, dan kasih sayang sesuai dengan tuntunan syariat serta berbagai ahlak terpuji lainnya.
    3. dibenarkan berbuat baik dan melakukan berbagai amal kemanusiaan lainnya.

            Tetapi hal yang perlu diingat oleh umat Islam adalah pergaulan dan hubungan yang baik dengan orang kafir itu hendaknya tidak membuatnya setia, cinta dan mengutamakan mereka atas umat Islam, atau mengakibatkannya berbasa-basi dan tidak tegas dalam masalah kekufuran, atau membuatnya berlebihan dalam memuji mereka, memuji peribadatan ritual mereka atau menyampaikan ucapan selamat pada hari-hari besar agama mereka atau yang sejenisnya yang merupakan syari’at agama mereka.

            Adapun prinsip-prinsip hubungan dengan kafir muharib diantaranya :

1.    Dilarang mendahului memerangi mereka sebelum disampaikannya dakwah.

2.    Dilarang menipu dan menyiksa dalam peperangan.

3.    Dilarang membunuh orang yang semestinya dibiarkan, yaitu orang-orang yang tidak ikut berperang, seperti : anak-anak, wanita, pendeta, dan para ahli ibadah yang berada di biara mereka juga orang tua yang tak mampu lagi berperang.

4.    Dilarang merusak tanaman, membinasakan buah-buahan, membakar rumah –tanpa diperlukan-, meracuni air dan sejenisnya.


Akhlak Kepada Orang Tua



AKHLAK KEPADA ORANG TUA

TARJO, S.Pd.I 

 


            Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.  Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.  Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah :’Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.(QS. Al Isra :23-24).

            Dari ayat diatas terlihat jelas bagaimana penting dan besarnya arti diri orang tua di sisi Allah Subhanahu Wa Ta ala.  Jika beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta ala wajib maka berbakti kepada kedua orang tua juga wajib.  Sebaliknya, kalau ingkar kepada-Nya adalah dosa besar, begitu pula durhaka kepada orang tua.  Dan berbuat baik kepada orang tua bukan hanya semasa hidupnya akan tetapi sampai matipun si anak tetap wajib berbakti kepada mereka.

            Sekiranya suatu saat usia mereka sudah diambang senja, janganlah kita menghardik, mencaci, memukul, serta perbuatan-perbuatan keji lainnya, mengucapkan kata “ah” saja terlarang sebagaiman dalam ayat diatas apalagi perbuatan-perbuatan yang lebih daripada itu.  Dan yang patut dilakukan adalah berbicara kepada mereka dengan lemah lembut, sikap rendah diri, suara tidak melebihi suara mereka, dam itu semua adalah ahlak utama seorang anak.

            “Bahwa seorang laki-laki yang berasal dari Yaman hijrah ke Rasulullas Salallahu Alaihi Wa Salam.  Ia berkata : ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku sekarang sudah hijrah!’  Beliau bertanya  ‘Sudahkah mereka memberimu izin ?’ jawabnya : ‘Belum’ sabda Beliau, ‘Pulanglah dan minta ijinlah kamu kepada mereka.  Kalau sekiranya mereka memberimu izin, silahkan berjuang.  Tetapi kalau tidak, berbuat baiklah kamu kepada mereka.”(HR Abu Dawud).

            Disini agama Islam meletakkan keagungan orang tua dihadapan anak-anaknya dalam rangka berbakti dan berjuang di jalan Allah.  Bukan semata-mata jihad kemudian orang tua ditinggalkan begitu saja tanpa dimintai izin sama sekali.  Bahakan berangkat ke medan peperangan dinomorduakan jika memang belum memenuhi kebaktiannya kepada orang tua.

            “Rugilah, rugi sekali, rugi sekali, seseorang yang mendapati salah seorang dari kedua orang tuanya atau kedua-duanya sewaktu mereka sudah diambang senja, dan tidak memasukkan ia kedalam surga “(HR Muslim).

            Sungguh sayang bahwa orang tua masih ada, apalagi sudah tua yang seharusnya dapat memasukkan dia kedalam surga, tetapi ternyata tidak dapat memasukkan dia ke dalam surga dikarenakan durhaka kepada mereka dan tidak berbakti kepada mereka.  Betapa banyak manusia-manusia yang sampai begitu tega tidak menghormati orang tuanya bahkan memperlakukan mereka dengan perlakuan yang kasar dan menganggap mereka bagaikan pembantu rumah tangga yang siap melayani tuannya.  Sungguh ironis sekali orang tua yang telah mendidik dan mengasuh anaknya dengan sekuat tenaga, ternyata sesudah besar begitu saja balas budinya.

            Memperlakukan orang tua dengan baik termasuk amalan besar dan yang paling dicintai oleh Allah.  Dari Abdullah bin Mas’ud :

“Aku pernah bertanya kepada nabi Salallahu Alaihi Wa Salam: ‘Amal yang manakah yang paling dicintai oleh Allah ?’  Jawab beliau :’Shalat pada waktunya’.  Aku bertanya lagi:’Kemudian amal apa ?’  Jawab beliau :’’Berbuat baik pada orang tua’.  Aku bertanya kagi:’Sesudah itu amal apa?’  Jawab beliau :’Jihad di jalan Alla”(HR Bukhari Muslim).

            Dalam hal berbuat kebaikan kepada orang tua, memang sepantasnya ibu lebih banyak dicurahkan.  Ini mengingat kerja payahnya semenjak ia mengandung sampai melahirkan ditambah lagi memenuhi semua keperluannya tidak pernah merasa bosan dan lelah.  Dari Abu Hurairah :

“Telah datang seorang laki-laki menghadap Rasulullah Salallahu Alaihi Wa Salam lalu bertanya :’Wahai Rasulullah siapakah yang paling berhak aku pergauli dengan cara bagus ?’ Jawab beliau :’Ibumu!’.  Kemudian ia bertanya lagi ‘Sesudah itu siapa?’ Jawab beliau :’Ibumu!’.  ia bertanya lagi:’Sesudah itu siapa ?’  Jawab beliau :’Ibumu!’.  Ia bertanya lagi :’Sesudah itu siapa?’  Jawab beliau :’Bapakmu!”(HR Bukhari Muslim

            Dan termasuk dosa besar bila seorang anak berbuat durhaka kepada orang tuanya.  Rasulullah Salallahu Alaihi Wa Salam bersabda :

“Termasuk dosa besar ialah seorang yang mencaci maki orang tuanya.  Seseorang lalu bertanya:’Mungkinkah ada seseorang mencaci maki orang tuanya?’ Jawab beliau :’Ada!  Dia mencaci maki bapak seseorang lalu orang itu membalas memaki bapaknya.  Dia mencaci maki ibu seseorang lalu orang itu membalas memaki ibunya”(HR Bukhari Muslim).

            Namun bagaiman bila orang tua kita bermaksiat dan musyrik kepada Allah, apakah kita tetap harus berbuat baik terhadap mereka ?  Islam memang menganjurkan untuk berbuat baik kepada orang tua secara umum, tetapi perlu diingat jika orang tua memaksakan kehendaknya untuk bermaksiat kepada Allah, maka hendaknya ditolak dengan lemah lembut dan penuh kesopanan.

“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kamu kembali, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”(QS Luqman : 15).

“Mendengar dan mentaati itu wajib bagi seorang muslim, menyangkut apa yang ia cintai maupun apa yang ia benci, selagi tidak disuruh untuk urusan maksiat.  Kalau diperintah untuk maksiat maka tidak boleh mendengar dan tidak ada ketaatan”(HR Bukhari Muslim).


Adab Hati

ADAB-ADAB HATI

Oleh: Tarjo.S.Pd.I

 

1.a.   Jujur

Jujur
Seorang Muslim harus jujur, tidak suka berdusta. Berani mengatakan yang benar, meskipun mengandung resiko bagi dirinya, tanpa takut celaan orang. Dusta merupakan salah satu sifat buruk dan tercela serta merupakan pintu gerbang menuju godaan-godaan syetan. Menjaga diri dari dosa dusta, akan menciptakan imunitas dalam jiwa yang melindungi dari bisikan dan godaan syetan, sehingga ia tetap di dalam kebersihan, kesucian dan ketinggiannya.
“Sesungguhnya kebenaran itu membawa kepada kebaikan (ta’at) dan kebaikan itu membawa ke sorga. Dan seseorang membiasakan dirinya berkata benar hingga tercatat di sisi Allah siddiq. Dan dusta membawa kepada dosa sedang dosa membawa ke neraka. Dan seseorang suka berdusta hingga tercatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Bukhari, Muslim)
Manusia yang selalu melatih diri untuk kebaikan, akhirnya kebaikan itu menjadi tabi’at kebiasaannya. Dan apabila telah menjadi demikian, maka mudahlah ia melakukannya.
“Tinggalkan apa yang kau ragu-ragukan dan kerjakan apa yang tidak kau ragu-ragukan. Sesungguhnya kebenaran membawa ketenangan dan dusta itu menimbulkan keragu-raguan.” (HR. Tirmidzi.)
Perintah kepada orang-orang beriman agar berteman dengan orang-orang yang jujur :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (QS. At Taubah 9:119)
Tidak Dusta
“Tanda orang munafiq itu tiga. Jika berkata-kata dusta, dan jika berjanji menyalahi dan jika dipercaya khianat.” (HR. Bukhari, Muslim)
Dan sesungguhnya orang-orang munafik akan dilemparkan ke dalam kerak api neraka.
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu ditempatkan pada tingkatan yang paling bawah dari neraka dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka.” (QS. An Nisa 4:145)
Bersabda Rasulullah saw.: Siapa yang mengambil hak seorang muslim dengan sumpah palsunya, maka Allah telah mewajibkan baginya neraka, dan mengharamkan dari sorga. Seorang bertanya: Walaupun barang sedikit ya Rasulullah? Jawab Nabi: Walau sekecil batang kayu arok (sikat untuk gosok gigi)
Mengambil hak orang lain itu sudah berdosa, maka kalau

Cara Merubah File PDF ke Word

5 Cara Praktis  Merubah File PDF ke Microsoft Word 1. Merubah PDF ke Word dengan Google Docs Google menyediakan layanan gratis seperti Docs ...