KETERAMPILAN PROSES SAINS



KETERAMPILAN PROSES SAINS
A.    Pendekatan Keterampilan Proses Sains
1.      Pengertian pendekatan keterampilan proses sains
Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Menurut Rustaman(2003:93), keterampilan proses adalah keterampilan yang melibatkan aspek kognitif atau intelektual, manual dan sosial. keterampilan intelektual dan kognitif terlibat karena dengan melibatkan keterampilan proses siswa menggunakan pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena mungkin mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusun atau prakitan alat. Dengan keterampilan proses dimaksudkan bahwa mereka berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar , misalnya mendiskusikan hasil pengamatan.
Keterampilan proses sains siswa merupakan strategi siswa untuk memperoleh pengetahuan melalui pembelajaran yang melibatkan keterampilan intelektual, manual dan sosial.  Keterampilan intelektual berkaitan dengan bagaimana siswa memperoleh pengetahuan antara lain melalui kegiatan mengamati, mengelompokkan, menginterpretasikan, memprediksi dan mengambil kesimpulan. Keterampilan manual melibatkan  keterampilan penggunaan alat dan bahan, penyusunan alat dan melakukan percobaan.  Keterampilan proses sains juga melibatkan keterampilan sosial, karena adanya interaksi sosial untuk mengkomunikasikan hasil-hasil yang diperoleh dari kegiatan belajar (Rustaman, 1995)
Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan- keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan- kemampuan mendasar yang prinsipnya telah ada dalam diri siswa (DEPDIKBUD, dalam Moedjiono, 1992/ 1993 : 14)
Menurut Semiawan, dkk (Nasution, 2007 : 1.9-1.10) menyatakan bahwa keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan- kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu yang baru.
Dimyati dan Mudjiono (Sumantri, 1998/1999: 113) mengungkapkan bahwa pendekatan keterampilan proses bukanlah tindakan instruksional yang berada diluar jangkauan kemampuan peserta didik. Pendekatan ini justru bermaksud mengembangkan kemampuan- kamapuan yang dimiliki peserta didik.
Dalam beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan- kemampuan mental, fisik,dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan-kemampuan mendasar yang telah dikembangkan dan telah terlatih lama-kelamaan akan menjadi suatu keterampilan, sedangkan pendekatan keterampilan proses adalah cara memandang anak didik sebagai manusia seutuhnya. Cara memandang ini dijabarkan dalam kegiatan belajar mengajar memperhatikan pengembangan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan. Ketiga unsure itu menyatu dalam satu individu dan terampil dalam bentuk kreatifitas.
Jadi, pendekatan keterampilan proses menekankan pada bagaimana siswa belajar, bagaimana mengelola perolehannya, sehingga dipahami dan dapat dipakai sebagai bekal untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupannya di masyarakat.
2.      Ciri-ciri keterampilan proses sains
Pada dasarnya keterampilan proses ini dilaksanakan dengan menekankan pada begaimana siswa belajar, begaimana siswa mengolah problemnya sehingga menjadi miliknya. Yang dimaksud dengan perolehan itu adalah hasil belajar siswa yang diperoleh dari pengalaman dan pengamatan lingkungan yang diolah menjadi suatu konsep yang diperoleh dengan jalan belajar secara aktif melalui keterampilan proses. Keterampilan proses dan ciri-cirinya oleh Sriyono (1988 : 36)
3.      Langkah-langkah keterampilan proses sains
     Keterampilan proses terdiri dari sejumi
lah keterampilan yang satu sama lain sebenarnya tak dapat dipisahkan, namun ada penekanan khusus dalam masing-masing keterampilan tersebut (Nuryani,1995).langkah-langkah dalam keterampilan proses yaitu sebagai berikut:
1)      Melakukan pengamatan (observasi)
Menggunakan indera penglihatan, pembau, pendengar , pengecap, dan peraba pada waktu mengamati ciri-ciri obyek merupakan kegiatan yang sangat dituntut dalam belajar IPA. Menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari hasil pengamatan juga termasuk keterampilan proses mengamati.
2)      Menafsirkan pengamatan (interpretasi)
Mencatat setiap hasil pengamatan tentang fermentasi secara terpisah antara hasil utama dan hasil sampingan termasuk menafsirkan atau interpretasi. Menghubung‑hubungkan hasil pengamatan tentang bentuk alat‑alat gerak dengan habitatnya menunjukkan bahwa siswa melakukan interpretasi, begitu pula jika siswa menemukan pola atau keteraturan dari satu seri pengamatan tentang jenis‑jenis makanan berbagai burung, misalnya semuanya bergizi tinggi, dan menyimpulkan bahwa makanan bergizi diperlukan oleh burung.
3)      Mengelompokkan (klasifikasi)
Penggolongan mahluk hidup dilakukan setelah siswa mengenali cirri-cirinya. Dengan demikian dalam proses mengelompokkan tercakup beberapa kegiatan seperti mencari perbedaan, mengontraskan ciri-ciri, mencari kesamaan, membandingkan, dan mencari dasar penggolongan.
4)      Meramalkan (prediksi)
Keterampilan meramalkan atau prediksi mencakup : keterampilan mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecenderungan atau pola vang sudah ada. Memperkirakan bahwa besok matahari akan terbit pada jam tertentu di sebelah timur merupakan contoh prediksi.
5)      Berkomunikasi
Membaca grafik, tabel, atau diagram dari hasil percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan atau pernafasan termasuk berkomunikasi dalam pembelajaran IPA. Menggambarkan data empiris dengan grafik, tabel atau diagram juga termasuk berkomunikasi.
Selain itu termasuk ke dalam berkomunikasi juga adalah menjelaskan hasil percobaan, misalnya memerikan tahap‑tahap perkembangan daun, termasuk menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas.
6)      Berhipotesis
Hipotesis menyatakan hubungan antara dua variable, atau mengajuka perkiraan penyebab sesuatu terjadi. Dengan berhipotesisi diungkapkan cara melakukan pemecahan masalah, karena dalam rumusan hipotesis biasanya terkandung cara untuk mengujinya.
Apabila ingin diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan tumbuh, dapat dibuat hipotesis. “Jika diberikan pupuk NPK, maka tumbuhan akan lebih cepat tumbuh”. Dalam hipotesis tersebut terdapat dua variable (faktor pupuk dan cepat tumbuh), ada perkiraan penyebabnya (meningkatkan), serta mengandung cara untuk mengujinya (diberi pupuk NPK).
7)      Merencanakan percobaan atau penyelidikan
Beberapa kegiatan menggunakan pikiran termasuk ke dalam keterampilan proses merencanakan penyelidikan. Apabila dalam lembar kegiatan siswa tidak dituliskan alat dan bahan secara khusus, tetapi tersirat dalam masalah yang dikemukakan, berarti siswa diminta merencanakan dengan cara menenetukan alat dan bahan untuk penyelidikan tersebut.


B.     Kegiatan Pengamatan Dan Identifikasi
Pengamatan dan identifikasi merupakan dua kata yang berhubungan dalam proses pengenalan suatu objek, tidak terkecuali proses pengenalan terhadap bahan-bahan pencemar lingkungan, tidak jarang pengamatan dilakuakan terlebih dahulu sebelum proses identifikasi, pengamatan adalah bahan mentah dalam sains (Kimball, 1983:15)
Pengamatan merupakan proses mengamati dengan penuh ketelitian, identifikasi adalah menentukan atau menetapkan identitas ataupun keadaan suatu benda. Pengamatan dan identifikasi yang dilakuakan dengan cara mendata segala sesuatu yang berhubungan dengan objek berdasarkan karakteristik-karakteristik tertentu yang ada pada objek tersebut dan mengumpulkan atau menggolongkannya kedalam suatu kelompok tertentu berdasarkan karakteristik-karakteristik tersebut.
Pengamatan dan identifikasi  adalah salah satu metode pembelajaran dari lingkungan,  Menurut Susilo (2003) sumber belajar yang dipiih dari lingkungan sekitar dapat berupa objek tempat tertentu, majalah, koran maupun brosur. Lingkungan sekitar yaitu lingkungan rumah, sekolah, sawah atau hutan, dapat digunakan sebagai sumber belajar yang baik. Oleh karena itu dalam mempelajari lingkungan, sejauh mungkin mencari kesempatan untuk bisa belajar dari alam. Pendidikan dalam lingkungan ini memberi kesempatan siswa untuk mengumpulkan data dari kegiatan pengamatan, pembuatan sketsa, pemotretan, wawancara dan pengukuran. Dalam mengembangkan pembelajaran biologi perlu diingat bahwa lingkungan siswa sendiri adalah sumber belajar biologi yang sangat berharga. Melalui lingkungan kelas, sekolah atau rumah akan sangat bearti bagi siswa untuk berperan aktif dalam mengelola lingkungan mereka. Pendekatan lingkungan diberikan agar siswa peduli terhadap lingkungan.
Konsep-konsep sains dan lingkungan sekitar siswa dapat dengan mudah dikuasai siswa melalui pengamatan pada situasi yang konkret. Dampak positif dari diterapkannya pemanfaatan lingkungan yaitu siswa dapat terpacu sikap rasa keingintahuannya tentang sesuatu yang ada di lingkungannya. Ada empat pilar pendidikan yakni learning to know (belajar untuk mengetahui), learning to be (belajar untuk menjadi jati dirinya), learning to do (belajar untuk mengerjakan sesuatu) dan learning to life together (belajar untuk bekerja sama) dapat dilaksanakan melalui pembelajaran dengan pemanfaatan lingkungan yang dikemas sedemikian rupa oleh guru. Bekerja dan belajar yang berbasis lingkungan sekitar memberikan nilai lebih, baik bagi si pembelajar itu sendiri maupun bagi lingkungan sekitar (Suniarsih, 2007). Belajar berbasis lingkungan bisa dilakukan dengan cara Observasi, Observasi adalah serangkaian pencatatan dan pengamatan terhadap gejala-gejala yang menjadi objek penelitian secara sistematis, sesuai dengan tujuan penelitian (Wahidin, 2003 : 66).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara Merubah File PDF ke Word

5 Cara Praktis  Merubah File PDF ke Microsoft Word 1. Merubah PDF ke Word dengan Google Docs Google menyediakan layanan gratis seperti Docs ...