Kumpulan Metode Pembelajaran




Kumpulan Metode Pembelajaran


Berikut ini disajikan beberapa metode pembelajaran yang bias digunakan untuk mengimplementasikan strategi  pembelajaran.
1. Ceramah
Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa.

Metode caramah  merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru atau instruktur. Hal ini selain disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga ada factor kebiasaan baik dari guru ataupun siswa. Guru biasanya sebelum merasa puas manakala dalam proses pengelolaan pembelajaran tidak melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka ada belajar manakala ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui ceramah, sehingga ada guru yang berceramah berarti ada proses belajar dan tidak ada guru berarti tidak ada belajar. Metode ceramah merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi pemebelajaran ekspositori.

a. Kelebihan Dan Kelemaha Metode Ceramah
Ada beberapa alas an mengapa ceramah sering digunakan. Alsan ini sekaligus merupakan keunggulan metode ini.
1)      Ceramah merupakan metode yang ‘murah’ dan ‘mudah’ untuk dilakukan. Murah dalam hal ini dimaksudkan proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap, berbeda dengan metode yang lain seperti demonstrasi atau peragaan. Sedangkan mudah, memang ceramah hanya mengandalkan suara guru, dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.
2)      Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat.
3)      Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
4)      Mmmelalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
5)      Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau tidak memerlukan persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa dapat menempati tempat duduk untuk mendengarkan guru, mmaka ceramah sudah dapat dilakukan.

Di samping beberapa kelebihan di atas, ceramah juga memiliki beberapa kekurangan, di antaranya:
1)      Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru. Kelemahan ini memang kelemhana yang paling dominant. Sebab apa yang diberikan guru adalah apa yang dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai siswa pun akan tergantung pada apa yang dikuasai guru.
2)      Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme. Verbalisme adalah: “penyakit” karena itu, dalam proses penyajiannya guru hanya mengandalkan auditifnya. Sedangkan, disadari bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang tidak sama, termasuk dalam ketajaman menangkap materi pemebelajaran melalui pendengarannya.
3)      Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan. Serig terjadi, walaupun secara fisik siswa ada di dalam kelas, namun secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti jalannya proses pebelajaran; pikirannya melayang ke mana-mana, atau siswa mengantuk, oleh karena gaya bertutur guru tidak menarik.
4)      Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau elum. Walaupun ketika siswa diberi kesepatan untuk bertanya, dan tidak ada seorang pun yang bertanya, semua itu tidak menjamin seluruhnya sudah paham.

b. Langkah-langkah Menggunakan Metode Ceramah
Agar metode ceramah berhasil, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan, baik pada tehap persiapan maupun pada tahap pelaksanaan.

1)      Tahap persiapan
  • Merumuskan tujuan yang ingin dicapai. Proses embelajaran adalah proses yang bertujuan, oleh sebab itu merumuskan tujuan yang jelas merupakan langkah awal yang harus diersiapkan guru.apa  yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran dengan ceramah berakhir
  • Menentukan pokok-pokok materi yang akan dicermahkan. Keberhasilan suatu ceramah sangat tergantung kepada tingkahat penguasaan guru tentang materi yang akan diceramahkan. Oleh karena itu, guru harus mempersiapkan pokok-pokok materi yang harus disampaikan sessuai dengan tujuan pembelajaran yang dipersiapkan ilustrasi-ilustrasi yag yag relevan untuk memperjelas informasi yang akan disampaikan.
  • Mempersiapkan alat Bantu. Alat Bantu sangat diperlukan untuk menghindari kesalahan persepsi dari siswa. Alat Bantu tersebut misalnya dengan mempersiapkan transparasnsi atau media grafis lainnya untuk eningkatkan kualitas ceramah.
2)      Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini ada tiga langkah yang harus dilakukan:
a)      Langkah pembuka
Langkah pembukaan dalam metode ceraah merupakan langkah yang menentukan. Keberhasilan pelaksanaan ceramah sangat ditentunakn oleh langkah ini. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam langkah pembukaan ini.
  • Yakin bahwa siswa memahami tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, guru perlu mengemukakan terlebih dahulu tujuan yang harus dicapai oleh siswa. Mengapa siswa harus paham akan tujuan yang ingin dicapai? Oleh karena tujuan akan mengarahkan segala aktivitas siswa, dengan demikian penjelasan tentang tujuan akan merangsang siswa utuk termotivasi mengikuti proses pembelajaran melalui ceramah itu.
  • Melakukan langkah apersepsi, yaitu langkah menghubungkan materi elajaran yang lalu dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Guna langkah apersepsi dalam langkah pembukuan ini adalah untuk mempersiapkan secara mental agar siswa mampu dan dapat meneima materi pembelajaran. Ibarat dalam sebuah pesta, kita akan merasa senang dank eras tinggal di pesta manakala seluruh tamu undangan beserta tuan rumah.nya kita kenali dan bahkan akrab dan bersahabat. Sebaliknya, kita ingin cepat keluar atau pulang, bahkan kita tidak ingin menghadiri atau dating ke pesta itu manakala tuan rumah dan seluruh tamu undangan tidak kita kenali. Nah, demikian juga dengan langkah aperse4psi langkah ini pada dasarnya langkah untuk menciptakan kondisi agar materi pelajranan itu mudah masuk dan menempel di otak.
b)      Langkah penyajian
Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran dengan cara berturut. Agar ceramah kita berkualitas sebagai metode pembelajaran, maka guru harus menjaga perhatian siswa agar tetap terarah pada materi pembelajaran yang sedang disampaikan. Untuk menjaga perhatian ini ada eberapa hal yang dapat dilakukan:
  • Menjaga kontak mata secara terus-menerus dengan siswa. Kontak mata adalah suatu isyarat darii guru agar siswa mau memerhatiakn. Selain itu, kontak mata juga dapat juga berarti sebuah penghargaan diri guru kepada siswa. Siswa yang selalu mendapatkan pandangan dari guru akan merasa dihargai dan diperhatikan. Usahakan walaupun guru harus menulis di papan tuli kontak mata tetap diperhatikan dengan tak berlama-lama menghadap papan tulis atau membuat catatan yang panjang di papan tulis.
  • Gunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dicerna oleh siswa. Oleh sebab itu, sebaiknya guru tidak menggunakan istilah-istilah yang kurang popular. Selain itu, jaga intonasi suara agar seluruh siswa dapat mendengarnya dengan baik.
  • Sajikan materi pembelajaran secara sistematis, tidak meloncat-loncat agar mudah ditangkap oleh siswa.
  • Tampilah respons siswa dengan segera. Artinya, sekecil apapun respons siswa harus kita tanggapi. Apabila siswa memberikan respons yang tepat, seeralah kita beri penguatan dengan memberikan semacam pujian yang membanggakan hari. Sedangkan, seandainya siswa memberikanrespons yang kurang tepat, segeralah tunjukkan ahwa respons siswa perlu perbaikan dengan tikan menyinggung perasaan siswa.
  • Jagalah agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar. Kelas yang kondusif memungkinkan siswa tetap bersemangat dan penuh motivasi untuk belajar. Cara yang dapat digunakan untuk menjaga agar kelas tetap kondusif adalah dengan cara guru menunjukkan sikap yang bersahabat dan akrab, penuh gairah menyampaikan materi pembelajaran, serta sekali-sekali memberikan humor-humor yang segar dan menyenangkan.
c)      Langkah mengakhiri atau penutup ceramah.
Ceramah harus ditutup agar materi pelajaran yang sudah dipahami dan dikuasai siswa tidak terbang kembali. Ciptakanlah kegiatan-kegiatan yang memungkinkan siswa tetap mengingat materi pembelaaran. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk keperluan tersebut di antaranya:
  • Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan atau merangkum materi pelajaran yang abru saja disampaikan.
  • Merangsang siswa untuk dapat menanggapi atau memberi semacam ulasan tentang materi pembelajaran yang telah disampaikan.
  • Melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa menguasai materi pembelajaran yang baru saja disampaikan.

2. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertujukkankepada siswa tentang suatu prses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara liasan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung kebrhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.

a. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi
Sebagai suatu etode pemebelajaran demonstrasi memilikibeberapa kelebihan, di antaranya:
1)      Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memerhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan
2)      Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebabsiswa tak hanya mendengarkan, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
3)      Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pebelajaran.

Disamping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya
1)      Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang. Sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bias gagal sehingga dapat menyegbabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilakan pertunjukkan suatu proses tertentu, guru harus beberpaa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat mamakan waktu yang banyak.
2)      Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-baan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
3)      Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk berkerja lebih profesional. Di samping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.

b. Langkah-langkah Menggunakan Metode Demonstrasi
1)      Tahap Persiapan
Padad ahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:
  • Rumuskan tujuan  yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan, sikap, atau keterampilan tertentu.
  • .persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan. Garis-garis besar langkah demonstrasi diperlukan sebagai panduan untuk menghindari kegagalan.
  • Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala peralatan yang diperlukan.
2)      Tahap Pelaksanaan
a)      Langkah Pembukaan
Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya:
  • Aturlah temat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memerhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
  • Kemukakan tujuan apa yang harus dicapaioleh siswa.
  • Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oelh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.
b)      Langkah pelaksanaan demonstrasi
  • Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memerhatikan demonstrasi.
  • Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan
  • Yakinkan ahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa.
  • Erikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari peruses demonstrasi itu.
c)      Langkah mengakhiri demonstrasi
Apabila demonstrasi selesai delakukan, proses pebelajran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan peruses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa mamahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakuan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.

3. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode pemebelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab petanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998). Karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskuasi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama. Selama ini banyak guru ang erasa kebaratan untuk menggunakan metode diskusi dalam proses pembelajaran. Keberatan itu biasanya timbul dari asumsi: pertama, diskusi merupakan siswa muncul secara spontan, sehingga hasil dan arah diskusi sulit ditentukan; kedua, diskusi biasanya memerlukan waktu yang cukup panjang, padahal waktu pebelajaran di dalam kelas sangat terbatas, sehingga keterbatasan itu tidak mungkin dapat menghasilkan sesuatu secara tuntas. Sebenarnya hal ini tidak perlu dirisaukan oleh guru. Sebab, dengan perencanaan dan persiapan yang matang kejadian semacam itu bias dihindari.
Dilihat dari pengorganisasian materi pemebelajaran, ada perbedaan ang sangat prinsip dibandingkan dengan metode sebelumnya, yaitu ceramah dan demonstrasi. Kalau metode ceramah dan demonstrasi. Kalau metode ceramah atau demonstrasi materi pelajaran sudah dirganisir sedemikian rupa sehingga guru tinggal menyampaikannya, maka tidak demikian halnya dengan metode diskusi. Pada meode ini bahan atau materi pemelajaran tidak diorganisir sebelumnya serta tidak disajikan secara organisir oleh siswa sendiri, oleh karena tujuan utama metode ini bukan hanya sekadar hasil belajar
Secara umum ada dua jenis diskusi yang biasa dilakukan dalam proses pemebelajaran. Pertama, diskusi kelompok. Diskusi ini dinamakan juga diskusi kelas. Pada diskusi ini permasalahan yang disajikan oleh guru dipecahkan oleh kelas secara keseluruhan. Yang mengatur jalannya diskusi adalah guru itu sendiri.
Kedua, diskusi kelompok kecil. Pada diskusi ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3-7 orang. Proses pelaksanaan diskusi ini dimulai dari guru menyajikan masalah dengan beberapa submasalah. Setiap kelmpok memecahkan submasalah yang disampaikan guru. Proses diskusi diakhiri dengan laporan setiap kelompok.
Jenis apa pun diskusi yang digunakan menurut Bridges (1979), dalam proses pelaksanaannya, guru harus mengatur kondisi agar (1) setiap siswa dapat bicara mengeluarkan gagasan dan pendapatnya; (2) setiap siswa harus saling mendengar pendapat orang lain; (3) setiap siswa harus saling memberikan respons; (4) setiap siswa harus dapat mengumpulkan atau mencatat ide-ide yang dianggap penting; dan (5) melalui diskusi setiap siswa harus dapat mengembangkan pengetahuannya serta memahami isu-isu yang dibicarakan dalam diskusi.
Kondisi tersebut ditekankan oleh Bridges, seab diskusi merupakan metode pemebelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran berbasis pemecahan masalah. Strategi ini diharapkan bias mendorong siswa untuk dapat meningkatkan kemampuan berpikir ilmiah serta dapat mengembangkan pengetahuan siswa.
a. Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi
Ada beberapa kelebihan metode diskusi, manakala diterapkan kegiatan belajar mengajar.
1)      Metode diskusi data merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam memebrikan gagasan dan ide-ide.
2)      Dapat melatih untuk membiasakan diri bertuka pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
3)      Dapat melatih siswa utuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Disamping itu, diskusi juga bias melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.

Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki bebrapa kelemahan, di antaranya:
1)      Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara
2)      Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
3)      Memerlukan waktu yang cukuppanjang, ang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
4)      Dalam diskusi sering teradi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.
b. Jenis-jenis Diskusi
Terdapat bermacam-macam jenis diskusi yang dapat digunakan dalam proses pemebelajaran, antara lain:

1)      Diskusi kelas
Diskusi kelas atau disebut juga diskusi kelompok adalah proses emecahan maslah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi. Prosedur yang digunakan dalam jenis diskusi ini adalah: pertama, guru membagi tugas sebagai pelaksanaan diskusi, misalnya siapa yang akan menjadi moderator, siapa yang menjadi penulis. Kedua, sumber maslah (guru, siswa, atau ahli tertentu dari luar) memaparkan maslah yang harus dipecahkan selama 10-15 menit. Ketiga, siswa diberi kesempatan untuk menanggapi permasalahan setelah mendaftar pada moderator. Keempat, sumber maslah memberikan tanggapan, dan kelima, moderator menyimpulkan hasil diskusi.

2)      Diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa dalam ke3lompok-kelomok. Jumlah anggota kelompk antara-3-5 orang. Pelaksanaannya dimulai dengan guru menyajikan permasalahan secara umum, kemudian masalah tersebut dibagibagi ke dalam submasalah yang harus dipercahkan oleh setiap kelompok kecil. Selesai diskusi dalam kelompok kecil, ketua kelompok menyajikan hasil diskusinya.

3)      Symposium
Symposium adalah metode mengajar dengan mebahas suatu persoalan dipandangdari berbagai sudut pandang erdasarkan kehlian. Symposium dilakukan untuk memebrikan wawasan yang luas kepada siswa. Setelah pada penyaji memberikan pandangannya tentang masalah yang diahas, maka symposium diakhiri dengan pembacan kesimpulan hasil kerja ti perumus yang telah ditentukan sebelumnya.
4)      Diskusi panel
Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa orang panelis yang biasanya terdiri dari 4-5 orang dihadapan audiens. Diskusi panel berbeda dengan jenis diskusi lainnya. Dlam diskusi panel audiens tidak telibat secara langsung tetai berperan hanya sekedar peninjau ara panelis yang sedang melaksanakan diskusi. Oleh sebab itu, agar disuse panel efektif penugasan siswa disuruh untuk merumuskan hasil embahasan dalam diskusi.

c. Langkah-langkah Melaksanakan Diskusi
Agar penggunan diskusi berhasil dengan efektif, maka perlu di lakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1)      Langkah persiapan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi di antarannya:
  • Merumuskan tujuan yang ingin dicaai, baik tujuan yang bersifat umum maupun tujuan khusus. Tujuan yang ingin dicapai meti dipahami oleh siswa sebagai peserta diskusi. Tujuan yang jelas dapat dijadikan sebagai control dalam pelaksanaan yang jelas dapat dijadikan sebagai control dalam pelaksanaan.
  • Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Misalnya, apabila tujuan yang ingin dicapai adalah penambahan wawasan siswa tentang suatu persoalan, maka dapat digunakan diskusi panel; sedangkan jika yang diutamakan adaalah mengembangkan kemampuan siswa dalam mengembangkan gagasan, maka symposium dianggap sebagai jenis diskusi yang tepat.
  • Menetapkan masalah yang akan dibahas. Masalah dapat ditentukan dari isi materi pemelajaran atau masalah-masalah yang actual yang terjadi di lingkungan masyarakat yang dihubungkan dengan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang diajarkan.
  • Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan seagla fasilitasny, petugas-petugas diskusi seperti moderator, notuis, dan tim perumus, manakala diperlukan.
2)      Pelaksanaan diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan diskusi adalah:
  • Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat memengaruhi kelancaran diskusi.
  • Mmberikan pengarahan seelum dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan tujuan yang ingijn dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai dengn jenis diskusi yang akan dilaksanakan.
  • Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah memerhatikan suasana atau iklim belajar yang menyenangkan, misalnya tidak tegang, tidak saling menyudutkan dan lain sebagainya.
  • Mengendalikan pembicaraaan kepada pokk persoalan yang sedang dibahas. Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya arah pebahasan menjadi lebar dan tidak focus.
3)      Menutup diskusi
Akhri dari proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi hendaklah dilakukan hal-hal sebagai berikut
  • Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi.
  • Me-review jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan baik untuk peraikan selanjutnya.
4. Metode Simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Sebagai metode pengajar, semulai dapat diartikancara penyajian pengalaman elajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi data digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan sefcara langsung pada objek yang sebenarnya. Belajar bagaimana khusus misalnya, siswa sebelum menggunakan mesin yang benarnya akan lebih bagus melalui simulasi terlebih dahulu. Demikian juga untuk mengembangkan pemahaman dan penghayatan terhadap suatu eristiwa, penggunaan simulai akan sangat bermanfaat.

a. Kelebihan dan Kelemahan Metode Simulasi
Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan simulasi sebagai metode mengajar, di antaranya:
1)      Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
2)      Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topic yang disimulasikan.
3)      Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
4)      Memperkaya pengetahuan, sikan, dan ketarampilanyang diperlukan dalam menhadapi berbagai8 situasi social yang problematis.
5)      Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pemebelajaran.

Disamping memiliki kelebihan, simulai juga mempunyai kelemahan, di antaranya:
1)      Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.
2)      Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hidburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
3)      Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.
b. Jenis-jenis simulasi
Simulasi terdiri dari beberpaa jenis, diantaranya:
1)      Sosiodrama
Sosiodrama adalaah metode pembelajaran bermaian peran untuk memecahkan masalah-masalah ang berkaitan dengan fenomena social, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluargayang otoriter, dan lain sebagainya sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan maslah-masalah social serta mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya.
2)      Psikodrama
Psikodrama adalah metode pembelajaran dengan bermain peran yang bertitik tolak dari permasalahan-permasalahan psikologis. Psikodrama biasanya digunakanuntuk terapi, yaitu agar siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dirinya, menemukan konse4p diri, menyatakan reaksi terhadap tekanan-tekanan yang dialaminya.
3)      Role playing
Role playing atau bermain peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian dri simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi eristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa-peristiwa actual, atau kejadian-kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang. Topic yang dapat diangkat untuk role playing misalnya kejadian seputar pemberontakan G 30 S/PKI, memainkan peran sebagai juru kampanye suatu partai untuk gambaran keadaan yang mungkin muncul pada abad teknologi informasi.
Langkah-langkah Simulasi
1)      Persiapan simulasi
  • Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak di capai oleh simulasi.
  • Guru memberikan gambaran masalah dlam situasi yang akan disimulasikan.
  • Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dlam simulasi, peranan yang harus dimainkan oleh para pemeran, serta waktu yang disediakan.
  • Guru memebrikan kesempatan kepada siswa utuk bertanya khususnya pada siswa yang terlihat dlam pemeran simulasi.

2)      Pelaksanaan simulasi
  • Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.
  • Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.
  • Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat kesulitan.
  • Simulasi hendaknya dihentikan ada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong siswa berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan.
3)      Penutup
  • Melakukan diskusi baik tentang jalannya semulasi maupun materi ferita yang disimulasikan. Guru harus mendorong agar siswa dapat memeberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi.
  • Merumuskan kesimpulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara Merubah File PDF ke Word

5 Cara Praktis  Merubah File PDF ke Microsoft Word 1. Merubah PDF ke Word dengan Google Docs Google menyediakan layanan gratis seperti Docs ...