Model Pembelajaran Concept Attainment




1.      
Pengetian Model Pembelajaran Concept Attainment
Terdapat sebuah model pembelajaran yang bernama Model Pembelajaran Concept Attainment. Model Pembelajaran Concept Attainment ini dapat diterapkan berbagai bidang studi. Menurut Biggers dan Talk Mitt (2008) model pencapaian konsep dirangsang untuk mengajarkan konsep-konsep atau membantu siswa menjadi lebih efisien dalam belajar dan membangun konsep. Perencanaan model pencapaian tersebut efektif dalam mendefinisikan, memahami, menerapkan dan menggunakan konsep-konsep. Keefektifan yang tercermin dalam Model Pembelajaran Concept Attainment ini dapat memberikan sustu cara menyampaikan konsep dan mengklarifikasi konsep-konsep serta melatih siswa lebih efektif pada pengembangan konsep. (Martomidjojo:2008)
Bruner, dkk (1967: p.233) menyatakan bahwa, “pembelajaran concept attainment adalah mencari dan mendaftar attribute-attribute yang dapat digunakan untuk menetapkan contoh-contoh (exemplars) dan bukan contoh-contoh (non-Exemplars) dari berbagai katagori.” Sedangkan pembentukan   konsep(concept formation), merupakan dasar daripada model pembelajaran induktif. Pembelajaran concept attainment membutuhkan keputusan yang mendasar terhadap katagori-katagori yang akan dibangun, membutuhkan seorang siswa agar mampu menggambarkan suatu atribut dari suatu katagori yang siap dibentuk dalam otak siswa melalui pola membandingkan dan membedakan contoh-contoh (disebut exemplars) yang di dalamnya terkandung karakteristik-karakteristik (atribut) dari suatu  konsep dengan contoh-contoh yang tidak mengandung atribut.
Model pembelajaran perolehan konsep adalah suatu pendekatan pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa memahami suatu   konseptertentu (Hamzah, 2008:10). Model pembelajaran ini dapat diterapkan untuk semua umur, dari anak-anak sampai orang dewasa. Untuk taman kanak-kanak, tentunya, pendekatan ini dapat digunakan untuk memperkenalkan   konsepyang sederhana. Pendekatan ini, lebih tepat digunakan ketika penekanan pembelajaran lebih dititikberatkan pada mengenalkan   konsepbaru, melatih kemampuan berpikir induktif dan melatih berpikir analisis.
Klausmeier, H.J. (1980: 26) menyatakan bahwa,
Bahwa ada empat tingkat pencapaian  konsep. Tingkat-tingkat ini muncul dalam urutan yang berbeda-beda. Orang sampai pada pencapaian   konsep tingkatan tertinggi dengan kecepatan yang berbeda-beda, dan ada konsep -  konsep yang tidak pernah tercapai pada tingkat yang tertinggi.  konsep-  konsep yang berbeda dipelajari pada usia yang berbeda pula.”
Pembelajaran  konsep memberikan suatu perubahan untuk menganalisis proses berpikir siswa dan untuk membantu siswa mengembangkan strategi belajar yang efektif. Pendekatan ini dapat melibatkan berbagai macam derajat partisipan siswa dan kontrol siswa, serta material dari berbagai kompleksitas.
Ada dua hal penting dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran concept attainment (pencapaian  konsep) yaitu;
(1) Menentukan tingkat pencapaian  konsep, dan
(2) Analisis  konsep.
1)      Menentukan Tingkat Pencapaian  konsep
Tingkat pencapaian konsep (concept attainment) yang diharapkan dari siswa sangat tergantung pada kompleksitas dari konsep, dan tingkat perkembangan kognitif siswa. Ada siswa yang belajar konsep pada tingkat konkret rendah atau tingkat identitas, ada pula siswa yang mampu mencapai   konsep pada tingkat klasifikatori atau tingkat formal.
Telah dipahami bahwa tingkat-tingkat perkembangan kognitif Piaget dapat membimbing guru untuk menentukan tingkat-tingkat pencapaian   konsepyang diharapkan. Sedangkan tingkat pencapaian   konsep formal dapat diharapkan apabila pengajaran yang tepat diberikan pada siswa yang telah mencapai perkembangan operasional formal. Tingkat-tingkat pencapaian   konsep yang diharapkan tercermin pada tujuan pembelajaran yang dirumuskan sebelum proses belajar-mengajar dimulai.
2)       Analisis  konsep
Analisis  konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk membantu guru dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran concept attainment. Untuk melakukan analisis konsep guru hendaknya memperhatikan beberapa hal antara lain:
(1) Nama  konsep
(2) Attribute-attribute kriteria dan attribute-attribute variable dari konsep,
(3) Definisi  konsep,
(4) Contoh-contoh dan noncontoh dari  konsep, dan
(5) Hubungan  konsep dengan  konsep-  konsep lain.
EXEMPLAR
Secara essensi, exemplar adalah suatu subset dari koleksi data atau suatu data set. Katagori adalah subset atau koleksi sampel yang terbangun dari satu atau beberapa karakteristik yang terpisah dari lainnya. Karakteristik ini dengan membandingkan exemplar positif dan mengkontraskan exemplar positif dengan exemplar negatif dari suatu   konsep atau katagori yang telah dipelajari.
ATTRIBUTE
Semua item data memiliki ciri-ciri, dan ciri-ciri itulah sebagai suatu attribute . Contoh: sel. Sel memiliki nucleus, mitokondria, lisosome, ribosom, badan golgi, vacuola, mikrotubuli, dan mikrofilamen. Setiap organella di dalam sel memiliki ciri-ciri tertentu, tetapi kerja di antara organella saling bergantung dan organella dari suatu sel tidak dapat bekerja sama dengan organella dari sel lainnya. Attribute essensial adalah attribue kritis terhadap suatu domain. Exemplar dari suatu katagori memiliki banyak attribute lain yang mungkin tidak relevan dengan katagorinya sendiri. Contoh vacuola, di dalamnya memiliki berbagai zat kimia, tetapi tidak relevan dengan definisi sel. Attribute penting lainnya adalah attribute value. Attribute value, attribute ini mengacu kepada degree (tingkatan).

2.      Tujuan Concept Attainment
Tujuan dari model pembelajaran concept attainment adalah untuk mendukung pengetahuan  konseptual para muridtermasuk pendefinisian konsep, dan kemampuan menggambarkan komponen dari konsep tersebut. Disamping itu, model pembelajaran concept attainment ini bertujuan untuk membedakan diantara konsep yang berhubungan dengan yang bukan, serta memunculkan proses kognitif para siswa dalam pengkonsepan. (Costa, 198P: 168)
3.      Fase-Fase Model Pembelajaran Concept Attainment
Tahap-tahap Model Concept Attainment
Tahap Pertama:
Penyajian data dan Identifikasi konsep
Tahap Kedua:
Pengujian pencapaian konsep
·   Guru menyajikan contoh-contohyang telah   dilabeli
·   Siswa membandingkan sifat-sifat/ ciri-ciri contoh positif dan contoh negative.
·   Siswa menjelaskan sebuah definisi sifat-sifat atau ciri-ciri yang paling esensial.
·     Siswa mengidentifikasi contoh-contoh tambahan yang tidak dilabeli dengan tanda Ya dan Tidak.
·     Guru menguji hipotesis, menamai konsep dan menyatakan kembali definisi menurut sifat-sifat atau ciri-ciri yang paling esensial
·     Siswa membuat contoh
  
Tahap Ketiga
Analisis strategi-strategi berpikir
  • Siswa mendeskripsikan pemikiran-pemikiran
  • Siswa mendiskusikan peran sifat-sifat dan hipótesis-hipotesis
  • Siswa memdiskusikan jenis dan ragam hipótesis.

PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN REAKSI
Selama pembelajaran berlangsung, guru mendukung hipothesis siswa, dengan memberikan penekanan, apapun bentuk hipothesis siswa itu, dan menciptakan dialog yang kondusif untuk menguji hipothesis siswa, walaupun hipothesis siswa tersebut berlawanan dengan hipothesis siswa lainnya. Pada fase akhir dari model pembelajaran concept attainment ini, guru musti mampu merubah perhatian siswa terhadap analisis   konsep dan strategi berpikirnya, kemudian guru kembali menjadi sangat mendukung hipothesis siswa. Akhirnya, guru musti mampu mendorong analisis siswa.
Sesungguhnya, prinsip-prinsip pengelolaan dari model pembelajaran concept attainment ini sebagai berikut: (1) memberikan dukungan hipothesis yang diajukan siswa melalui diskusi terlebih dahulu; (2) memberikan bantuan kepada siswa dalam mempertimbangkan keputusan hipothesisnya; (3) memusatkan perhatian siswa kepada contoh-contoh yang khusus; dan (4) memberikan bantuan kepada siswa dalam menilai strategi berpikirnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara Merubah File PDF ke Word

5 Cara Praktis  Merubah File PDF ke Microsoft Word 1. Merubah PDF ke Word dengan Google Docs Google menyediakan layanan gratis seperti Docs ...