Model Pembelajaran Berbasis Masalah



Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Model pembelajara berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah (Wina S, 2004 : 214). Menurut Arends (dalam Triatno, 2011 : 92), pengajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjkan permasalahan yang autentik degan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Nurhadi, dkk (2004:56) mendefinisikan Pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning) adalah: Suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.
Menurut Abdorrakhman Gintings (2007 : 210) model pembelajaran Problem-based Learning, sering digunakan akronim PBL, belajar dan pemeblajaran diorentasikan kepada pemecahan berbagai masalah terutama yang terkait dengan aplikasi materi pelajaran di dalam kehidupan nyata.
 Rustini (2005: 15) pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) adalah suatu kegiatan pengembangan implementasi kurikulum di kelas yang dimulai dengan menghadapkan siswa pada masalah nyata atau masalah yang disimulasikan, siswa bekerjasama dalam suatu kelompok untuk mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, kemudian siswa mendiskusikan strategi yang mereka lakukan untuk bernegosiasi dalam membangun pengetahuannya. Ibrahim dan Nur (dalam Triatno, 2011 : 92) mengmukakan bahwa mdel pembelajaran ini juga mengacu pada model pembelajaran yang lain, seperti “pembelajaran berdasarkan proyek (project-based instruction),” “pembelajaran berdasarkan pengalaman (experience-based instruction)”, “belajar autentik (authentic learning)” dan “pembelajaran bermakna atau pembelajaran berakar paa kehidupan (anchored instruction).
Berdasarkan dari definisi-definisi diatas, pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang berpusat pada masalah dunia nyata yang dimulai dengan menghadapkan siswa pada masalah nyata atau pertanyaan, siswa bekerjasama dalam suatu kelompok untuk mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, kemudian siswa mendiskusikan strategi yang mereka lakukan untuk bernegosiasi dalam membangun pengetahuannya agar siswa belajar tentang cara berpikir kritis serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari masalah tersebut.
1.      Ciri-ciri khusus pembelajaran berbasis masalah
Menurut Arends (dalam Triatno, 2011 : 93)berbagai pengembang pengajaran berdasarkan masalah telah memebrikan model pengajaran ini memiliki karakteristik sebagai berikut:
1)      Pengajuan pertanyaan atau masalah
Pembelajaran berbasis masalah mengorganisasikan pengajaran disekitar pertanyaan atau masalah yang dua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna bagi siswa.
2)      Berfokus pada keterkaiatan antar disiplin
Masalah dalam pembelajaran berbasis masalah dirancang benar-benar nyata, agar dalam pemecahannya siswa meninjau masalah tersebut dari banyak mata pelajaran.
3)      Penyelidikan autentik
Dalam pembelajaran berbasis masalah siswa dituntut untuk menganalisa dan mendefinisikan, megembangkan hipotesis, dan membuat ramalan, megumpulkan dan menganalisis informasi, melaksanakan eksperimen (jika dipelukan), membuat inferensi dan merumuskan kesimpulan.
4)      Menghasilkan produk/karya
Dalam pembelajaran berbasis masalah siswa dituntut untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan.
5)      Kerja sama
Dalam pembelajaran berbasis masalah siswa dituntut untuk bekerja sama satu sama lain, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil.

2. Sintaks (alur proses) pembelajaran berbasis masalah
Sintaks suaitu pembelajaran berisi langkah-langkah praktis yang haru dilakukan oleh guru dan siswa dalam suatau kegiatan. pengajaran berdasarkan masalah terdiri dari 5 (lima) langkah utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa.kelima langkah tersebut dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 1.1
Sintaks Pengajaran Berdasarkan Masalah
Tahap
Tingkah laku guru
Tahap-1
Orientasi siswa pada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistic yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih
Tahap-2
Mengorganisas siswa untuk belajar
Guru membantu siswa untuk mndefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah
Tahap-3
Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
Tahap-4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan   menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video dan model dan membantu mereka membagi tugas dengan temannya.

Tahap-5
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa dalam melakuakan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses – proses yang mereka gunakaan.

     
 Sumber : Ibrahim ,dkk (dalam Trianto 2011 : 97)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara Merubah File PDF ke Word

5 Cara Praktis  Merubah File PDF ke Microsoft Word 1. Merubah PDF ke Word dengan Google Docs Google menyediakan layanan gratis seperti Docs ...