DOSA-DOSA BESAR
TARJO, S.Pd.I
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa
yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami Hapus kesalahan-kesalahanmu
(dosa-dosa yang kecil) dan Kami Masukkan kamu ke Tempat yang mulia (Surga).”
(QS. An Nisa’ 4:31)
“Dan hanya Kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan
apa yang ada di bumi supaya Dia Memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat
jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan Memberi Balasan kepada
orang-orang yang berbuat baik dengan Pahala yang lebih baik (Surga). (Yaitu)
orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari
kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguh-nya Tuhan-mu Maha Luas Ampunan-Nya. Dan
Dia lebih Mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia Menjadikan kamu dari tanah
dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan
dirimu suci. Dia-lah yang paling Mengetahui tentang orang yang bertakwa.” (QS.
An Najm 53:31-32)
1.a. Berhati-hati terhadap dosa
“Dan mereka berkata, “Kami sekali-kali tidak akan
disentuh oleh api neraka, kecuali selama beberapa hari saja,” Kata-kanlah,
“Sudahkah kamu menerima Janji dari Allah sehingga Allah tidak akan Memungkiri
Janji-Nya ataukah kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu
ketahui?” (Bukan demikian), yang benar, barang siapa berbuat dosa dan ia telah
diliputi oleh dosanya, mereka itulah
penghuni neraka, mereka kekal di
dalamnya.” (QS. Al Baqarah
2:80-81)
“Dan
tinggalkanlah dosa yang tampak dan yang tersembu-nyi. Sesungguhnya orang-orang
yang mengerjakan dosa, kelak akan diberi pembalasan (pada hari kiamat),
disebabkan apa yang mereka telah kerjakan.” (QS. Al-An’am 6:120)
1.b. Penyebab manusia terperosok kedalam dosa
Menurut Imam Al-Ghazali, ada 4 penyebab pokok terperosoknya
manusia ke dalam dosa :
1.
Siksaan yang diancamkan bagi pelaku dosa
dianggap merupakan hal gaib yang dianggap tidak akan pernah terjadi
2.
Nafsu yang membangkitkan kepada dosa itu,
kesenangannya sekarang juga
3.
Biasanya pelaku dosa berikhtiar untuk bertobat
dan selalu berupaya menutupinya dengan perbuatan baik tanpa berusaha
menghentikan dosanya.
4.
Manusia umumnya berkeyakinan bahwasannya
perbuatan dosa bukanlah sesuatu yang mustahil dimaafkan Tuhan.
1.c. Dosa-dosa Besar
Nabi
saw. sewaktu ditanya sahabat: “Dosa itu apa, ya Rasulullah?” Beliau menjawab,
“Dosa ialah sesuatu yang terbentik dalam hatimu dan kamu tak suka orang banyak
mengetahuinya.”
1.
Syirik (menyekutukan Allah)
“Sesungguhnya Allah tidak akan Mengampuni dosa syirik,
dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa memperseku-tukan Allah, maka sungguh ia telah
berbuat dosa yang besar.” (QS. An-Nisa’ 4:48)
2.
Durhaka pada kedua orang tua
Bersabda Nabi saw.: Dosa-dosa besar itu, ialah:
Memperse-kutukan Allah, dan durhaka terhadap kedua ayah bunda dan membunuh jiwa
(orang) dengan tiada hak dan sumpah palsu (HR. Bukhari)
3.
Memutuskan silaturahmi
“Tiada akan masuk sorga orang yang memutuskan hubungan
famili.” (HR. Bukhari, Muslim)
“Jangan benci-membenci dan jangan hasud (iri hati)
mengha-sud dan jangan belakang-membelakangi dan jangan putus-memutuskan
hubungan. Jadilah kamu sekalian hamba Allah bersaudara, tidak dibolehkan
seorang Muslim memboikot sesama orang Muslim lebih dari tiga hari.” (HR.
Bukhari, Muslim)
“Pintu-pintu sorga terbuka pada hari Senin dan Kamis,
maka diampunkan tiap orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apa
pun, kecuali orang yang masih bersengketa dengan saudaranya, maka dikatakan:
Nantikan-lah dua orang ini sehingga berdamai.” (HR. Muslim)
4.
Menipu
“Siapa yang mengangkat senjata pada kami, bukan dari
ummatku, dan siapa yang menipu kami bukan dari golongan kami.” (HR. Muslim)
5.
Menyakiti orang
Bersabda Nabi saw.: Siapa yang merasa pernah berbuat
aniaya pada saudaranya, baik berupa kehormatan badan atau harta atau
lain-lainnya, hendaknya segera minta halal (ma’af)nya sekarang juga sebelum
datang suatu hari yang tiada harta dinar atau dirham, jika ia mempunyai amal
salih, maka akan diambil menurut penganiayaannya, dan jika tidak mempunyai
hasanat (kebaikan), maka diambilkan dari kejahatan orang yang dianiaya untuk
ditanggungkan kepadanya. (HR. Bukhari, Muslim)
6. Mencari-cari aib orang dan atau
menceritakannya
“Hai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya
sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan
orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah
salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat
lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hujurat 49:12)
7.
Mengingkari janji/dusta
“Kecelakaan yang besarlah bagi tiap-tiap orang yang
banyak berdusta lagi banyak berdosa.” (QS. Al-Jatsiyah 45:7)
8.
Meninggalkan shalat wajib
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek)
yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya; maka mereka kelak
akan menemui kesesatan.” (QS. Maryam 19:59)
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
orang-orang yang berbuat riya, dan enggan (menolong dengan) barang berguna.”
(Al Maa’uun 107:4-7)
9.
Boros atau pelit
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan
haknya, kepada orang miskin dan yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan
(hartamu) secara boros. Sesungguhnya
pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat
ingkar kepada Tuhan-nya.” (QS. Al Isra’ 17:26-27)
“Sekali-kali
janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah Berikan kepada mereka
dari Karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebe-narnya
kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan
dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan Kepunyaan Allah-lah segala Warisan
(yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Ali ‘Imran 3:180)
10. Mengkhianati
kepercayaan
“Dan janganlag kamu berdebar (untuk membela) orang-orang
yang mengkhianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak Menyukai orang-orang yang
selalu berkhianat lagi bergelimang dosa.” (QS. An Nisa’ 4:107)
11. Riya
Rasulullah saw. bersabda: Allah telah berfirman: Aku
terkaya dari semua sekutu, untuk dipersekutukan, maka siapa beramal suatu
perbuatan yang dipersekutukan kepada yang lain, maka Aku tinggalkan ia pada
sekutu itu. (HR. Muslim)
12. Meminum
khamar dan Berjudi
“Mereka
bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah, “Pada keduanya itu
terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya
lebih besar dari manfaatnya.” Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka
nafkahkan. Katakanlah, “Yang lebih dari keperluan.” Demikianlah Allah
Menerangkan Ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir, tentang dunia dan
akhirat.” (QS. Al Baqarah 2:219-220)
13. Makan/minum
yang diharamkan
“Telah diharamkan atas kamu bangkai, darah, daging babi,
binatang yang disembelih bukan karena Allah, yang (mati) karena dicekik, yang
(mati) karena dipukul, yang (mati) karena jatuh dari atas, yang (mati) karena
ditanduk, yang (mati) karena dimakan oleh binatang buas kecuali yang dapat kamu
sembelih dan yang disembelih untuk berhala.” (al-Maidah:3)
14. Tidak berpuasa di bulan
Ramadhan, padahal tanpa halangan
15. Laki-laki menyerupai perempuan
atau sebaliknya
Rasulullah
saw. mela’nat orang laki-laki yang meniru perempuan dan orang perempuan yang
meniru lelaki. (HR. Bukhari)
16. Percaya pada sihir, dukun dan
sebangsanya
“Tinggalkanlah
tujuh dosa yang membinasakan. Sahabat bertanya: Apakah itu ya Rasulullah?
Bersabda Nabi: Syirik (menyekutukan) Allah. Dan sihir (tenung). Dan membunuh
jiwa manusia yang diharamkan oleh Allah kecuali karena hak. Dan makan riba. Dan
makan harta anak yatim. Dan lari pada waktu perang jihad fisabilillah. Dan
menuduh wanita mu’minat yang sopan dengan perzinaan.” (HR. Bukhari, Muslim)
“Siapa
yang datang kepada tukang tebak dan menanyakan sesuatu lalu dipercayainya, maka
tidak diterima shalatnya empat puluh hari.” (HR. Muslim)
17. Aniaya
pada hewan
Rasulullah saw. bersabda: Seorang perempuan telah disiksa
karena kucing yang telah dikurungnya hingga mati, maka ia masuk ke dalam
neraka, karena ketika ia mengurung tidak diberinya makan dan tidak dilepaskan
untuk mencari makan sendiri dari binatang-binatang bumi yang menjadi
makanannya. (HR. Bukhari, Muslim)
18. Mencuri
“Hai nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan
yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tidak akan
mempersekutukan sesuatu pun dengan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan
berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka
ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam
urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan
kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Mumtahanah 60:12)
19. Dengki
dan dendam
“Maka diantara mereka (orang-orang yang dengki itu), ada
orang-orang yang beriman kepadanya, dan di antara mereka ada orang-orang yang
mengalangi (manusia) beriman kepadanya. Dan cukuplah (bagi mereka) Jahannam
yang menyala-nyala apinnya.” (QS. An-Nisa’ 4:55)
20. Mengolok-olok
“Hai orangorang yang beriman, janganlah suatu kaum
mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang
diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula
wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi
wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang
mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu
panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah
(panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka
mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al Hujurat 49:11)
21. Menghina
“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang
mengumpulkan harta dan menghitung-hitung, dan mengira bahwa hartanya itu dapat
mengekalkannya, sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan
dilemparkan ke dalam Huthamah. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (yaitu) api
(yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (naik) sampai ke hati. Sesungguhnya
api itu ditutup rapat atas mereka, (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang
yang panjang (al-Humazah 104:1- 9)
22. Bermulut
kasar
“Allah tidak Menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan)
dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.” (QS. An-Nisa’ 4:148)
Ucapan buruk sebagai
mencela orang, memaki, menerangkan keburu-kan-keburukan orang lain, menyinggung
perasaan seseorang, dsb.
“Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak
bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian kemari menghambur fitnah,
yang sangat enggan berbuat baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa, yang
kaku kasar, selain dari itu, yang terkenal kejahatannya.” (QS. Al Qalam 68:
10-13)
23. Membuang
air kecil/besar di tempat-tempat yang dilalui
Rasulullah saw. bersabda: Awaslah kamu dari dua
tempat-tempat kutukan orang. Ditanya: Apakah dua tempat yang dikutuk itu? Jawab
Nabi saw.: Orang yang buang air di jalan orang atau tempat berteduh (bernaung)
mereka.” (HR. Muslim)
24. Duduk
di atas kubur
“Kalau seorang duduk di atas bara api hingga terbakar
pakaian dan menembus ke badannya, maka yang demikian itu lebih baik baginya
daripada duduk di atas kubur.” (HR. Muslim)
25. Berjalan
di muka orang shalat
“Andaikata orang yang berjalan di depan orang shalat itu
mengetahui bagaimana besar dosanya, niscaya kalau ia berdiri empat puluh lebih
baik dari berjalan di muka orang shalat.” (HR. Bukhari, Muslim)
Yang meriwayatkan hadits
ini berkata: Saya tidak tahu apakah empat puluh hari atau bulan atau tahun.
26. Makan/minum dari peralatan yang
dibuat dari emas/perak
“Jangan
kamu memakai sutra yang halus atau tebal, dan jangan minum dalam wadah mas dan
perak, dan jangan makan di bejananya.” (HR. Bukhari, Muslim)
Hudzaifah
r.a. berkata: Nabi saw. telah melarang kami memakai sutra tipis dan tebal, dan
minum dalam wadah mas dan perak, sambil berkata: Itu semua untuk mereka orang
kafir di dunia dan untuk kamu di akherat. (HR. Bukhari, Muslim)
27. Menganiaya
anak yatim atau orang miskin
“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan Agama? Itulah
orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang
miskin. (Al Maa’uun 107: 1-3)
“Sesungguhnya mereka yang makan harta anak yatim dengan
kejam mereka hanya memakan api dalam perutnya dan mereka akan masuk neraka
sya’ir.” (QS. An Nisa’ 4:10)
Bersabda Nabi saw.: Tinggalkanlah tujuh dosa yang akan
membinasakan. Sahabat
bertanya: Apakah itu ya Rasulul-lah? Jawab Nabi: Syirik. Dan sihir. Dan
membunuh jiwa yang tidak bersalah, kecuali dengan hak. Dan makan riba. Dan
makan harta anak yatim. Dan lari pada waktu perang jihad. Dan menuduh wanita
mu’minat yang sopan dengan tuduhan berzina. (HR. Bukhari, Muslim)
1.d. Penghapus-penghapus dosa
1.
Tuhan mengampuni dosa dengan taubat
“Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya
dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nisa’ 4:110)
Iringi taubat dengan usaha
memperbaiki diri :
“Kemudian, sesungguhnya Tuhan-mu (Mengampuni) bagi
orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebo-dohannya, kemudian mereka
bertobat sesudah itu dan mem-perbaiki (dirinya), sesungguhnya Tuhan-mu sesudah
itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nahl 16:119)
Tobat yang diterima Allah
:
“Sesungguhnya tobat di Sisi Allah hanyalah tobat bagi
orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka
bertobat dengan segera, maka mereka itulah yang Diterima Allah tobatnya; dan
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (QS. An Nisa’ 4:17)
Jangan berputus asa dari
ampunan Allah :
“Katakanlah, “Hai Hamba-hamba-Ku yang melampaui batas
terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari Rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah Mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang
Maha Pengam-pun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az Zumar 39:53)
2.
Perbuatan baik dapat menghapuskan dosa
“…
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu meng-hapuskan (dosa)
perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.”
(QS. Hud 11:114)
Susullah suatu perbuatan maksiyat dengan
perbuatan taat yang dapat mengimbanginya agar dosa maksiyat itu tertutupi oleh
pahala taat.
3. Beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya dan berjihad di Jalan Allah dengan harta dan jiwa
Hai
orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang
dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih ? (yaitu) kamu beriman kepada
Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah
yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya. Niscaya Allah akan
mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam syurga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di
dalam syurga ‘And. Itulah keberuntungan yang besar. (Ash Shaff 61:10-12)
4.
Shalat lima
waktu adalah kiffarah
Rasulullah saw. bersabda, “Seandainya ada sebuah sungai
di depan rumah salah seorang dari kamu dan ia mandi di sana
lima kali
sehari, apakah menurutmu masih akan ada kotoran yang tersisa di tubuhnya?”
Mereka berkata, “Tidak akan ada sedikitpun kotoran yang tersisa di tubuhnya.”
Nabi Muhammad Saw. menambahkan, “Ini adalah ibarat (menger-jakan) shalat lima waktu menghapus
perbuatan yang jahat (dosa).” (HR. Bukhari)
5.
Jihad fi sabilillah dan mati syahid
Ketika Rasulullah saw. berdiri berkhutbah bersabda:
Sesung-guhnya jihad fisabilillah dan iman percaya kepada Allah, seutama-utama
amal perbuatan. Maka seorang bertanya: Bagaimana jika saya terbunuh
fisabilillah, apakah akan tertebus dosa-dosaku? Jawab Nabi: Ya. Jika kau
terbunuh fisabilillah sedang kau sabar ikhlas maju tidak mundur. Kemudian Nabi
bertanya: Bagaimana keteranganmu tadi? Berkata orang itu: Bagaimana jika saya
terbunuh fisabilillah, dapatkah tertebus semua dosa-dosaku? Jawab Nabi: Ya. Jika kau sabar ikhlas maju
dan tidak mundur, kecuali hutang. Karena Jibril berkata demikian kepadaku. (HR.
Muslim)
Maraji’
Al-Qur’an
Al-Karim
Imam Nawawy, Tarjamah Riyadhus Shalihin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar