Syirik ialah menyekutukan Allah dengan melakukan perbuatan
yang seharusnya hanya ditujukan kepada Allah.
1.a. MACAM-MACAM SYIRIK
Syirik akbar ialah dosa besar yang tidak akan
mendapatkan ampunan Allah. Pelakunya tidak akan masuk surga untuk selamanya.
Syirik asgar ialah termasuk dosa besar yang
dikhawatirkan pelakunya akan meninggal dalam keadaan kufur, jika Allah tidak
mengampuninya dan selama dia tidak bertaubat kepadaNya sebelum meninggal.
1.a.i. Syirik Akbar (Besar)
Syirik
akbar ada dua macam, yaitu Dzahirun Jali (tampak nyata) dan Batinun
Khafi (tersembunyi).
a.
Menyembah kepada selain Allah
Di
antara syirik akbar yang jali ialah beribadah kepada sesembahan lain di samping
menyembah Allah.
b.
Meminta Pertolongan Kepada Orang Mati
Di antara syirik
Akbar khafi ialah bedoa kepada orang
mati dan kuburan orang-orang besar. Sebab yang mengakibatkan tersembunyinya
syirik tersebut :
1.
Karena mereka tidak mengindetikkan doa mohon
lindungan kepada kuburan tersebut sebagai ibadah. Padahal doa itulah adalah ruh
ibadah
2.
Mereka berkeyakinan bahwa orang mati yang
ditempati untuk berdoa itu bukanlah tuhan, karena mayit itu sama dengan mereka.
Tetapi orang mati itu hanya sebagai perantara yang menghubungkan mereka dengan
Allah. Keyakinan seperti itu timbul akibat kurangnya pemahaman tentang Allah.
Keyakinan seperti itulah yang menjerumuskan kaum musyrikin pada masa lalu,
ketika mereka melukiskan tentang tuhan-tuhan dan berhala-berhala mereka
“Kami tidak menyembah mereka, melainkan agar mereka
mendekatkan kami kepada Allah sedekat-dekatnya.” (QS. Az-Zumar39:3)
“Mereka menyembah selain Allah apa yang tidak dapat
mendatangkan bencana kepada mereka dan juga tidak memberikan manfaat dan mereka
berkata : Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah.” (QS.
Yunus 10:18)
Allah SWT tidak membutuhkan
perantara karena Dia dekat dengan manusia.
“Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku,
maka (jawablah(, bahwa Aku dekat (dengan mereka).” (QS. Al-Baqarah 2:186)
c.
Mengangkat Pembuat Undang-undang Selain Allah
Di antara
perbuatan syirik besar yang tampak dan tidak tampak pada kebanyakan manusia
ialah menjadikan selain Allah sebagai pembuat Undang-undang atau mencari hukum
selain hukum Allah. Mereka memberi wewenang kepada beberapa orang guna membuat
undang-undang yang absolut bagi mereka atau bagi orang lain. Dengan wewenang
itu mereka membuat hukum halal dan haram sesuai dengan kemauan sendiri. Membuat
sistem, aturan, metode kehidupan dan idealisme yang berlawanan dengan syari’at
Allah. Kemudian orang lain mengikutinya seolah-olah hukum itu berasal dari
langit yang harus dipatuhi dan tidak boleh dilanggar sedikit pun. Padahal yang
berhak membuat undang-undang bagi ciptaanNya hanyalah Allah sendiri.
Alam adalah
kerajaan Allah. Jika ada di antara hamba menganggap ada seseorang yang
mempunyai hak memerintah dan melarang serta membuat undang-undang tanpa seizing
pemilik dan penguasa kerajaan, berarti dia telah menjadikan sekutu bagiNya.
Sebab itu Al-Qur’an memvonis Ahli
Kitab sebagai musyrik [Mereka (pastur dan pendeta) itu telah mengharamkan
sesuatu yang halal dan menghalalkan sesuatu yang haram, kemudian mereka
mengikutinya. Yang demikian itulah bentuk penyembahan kepada mereka]
“Mereka menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib
mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (mereka juga) mempertuhankan al-Masih
putra Maryam, padahal mereka disuruh menyembah Tuhan yang Maha Esa. Tidak ada tuhan selain Dia. Maha
Suci Allah dari apa yang mereka sekutukan.” (QS. At-Taubah 9:31)
“Apakah
mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyari’atkan untuk
mereka agama yang tidak diizinkan Allah?” (QS. As-Syura 42:21)
1.a.ii. Syirik Asgar (Kecil)
a.
Bersumpah Dengan Selain Allah
Seperti
bersumpah dengan nama nabi, dengan seorang wali, dengan seorang pembesar,
dengan tanah air, dengan nenek moyang, atau dengan makhluk Allah
lainnya. Bersumpah adalah pengangungan sesuatu yang digunakan untuk bersumpah.
Padahal yang harus diagungkan dan disucikan itu hanya Allah.
“Siapa yang bersumpah, hendaklah bersumpah dengan nama
Allah atau diam.” (HR. Muslim)
“Dan siapa yang bersumpah dengan selain nama Allah, maka
dia telah kufur atau syirik.” (HR. Tirmidzi dan dihasankannya)
b. Meyakini suatu benda memiliki
kekuatan gaib
Tauhid tidak bertentangan dengan sebab
ciptaan Allah dalam alam ini. Seperti obat untuk penyembuhan, senjata untuk
menjaga diri, dll. Tetapi bila menempuh cara lain yang dapat mengakibatkan
pengaruh tersembunyi yang tidak disyari’atkan oleh Allah untuk menghilangkan
penderitaan atau menjaga diri dari bahaya, maka perbuatan tersebut sudah
bertentangan dengan tauhid.
“Dan
sebagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, kecuali dalam keadaan
menyekutukan Allah.”(QS. Yunus 10:106)
c.
Menggantung Azimat
Azimat yaitu benda yang dianggap
memiliki kekuatan gaib yang dapat menyembuhkan atau menghindarkan pemakainya
dari bahaya. Perbuatan
seperti ini termasuk syirik karena mengandung unsure meminta terhindar dari
bahaya kepada selain Allah.
“Jika
Allah menimpakan suatu bahaya kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya
melainkan Dia sendiri. Jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha
Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-An’am 6:17)
Ada pula azimat seperti tulisan atau gambar.
Menghilangkan perbuatan ini merupakan kewajiban bagi setiap orang yang mampu.
Bila azimat itu ditulis dari ayat-ayat Al-Qur’an
atau mengandung Asmaul Husna, apakah termasuk dilarang? Para ulama salaf
berbeda pendapat. Tetapi pendapat yang kita terima ialah melarang pemakaian
seluruh bentuk azimat, meskipun dibuat dari ayat-ayat Al-Qur’an. Dalilnya
sbb :
1.
Karena keumuman lafaz hadis yang melarang
penggunaan azimat, dan tidak disebutkan pengecualiannya
2.
Sebagai saddud zariah (tindakan
prefentif). Karena memberi keringanan bagi penggunaan azimat yang dibuat dari
ayat-ayat Al-Qur’an itu, berarti membuka pintu penggunaan azimat lain. Bila
pintu kejahatan telah terbuka, maka sulit bagi kita untuk menutupnya
3. Karena bisa menjurus kepada
penghinaan Al-Qur’an. Sebab kadangkala pemakainya memasuki tempat-tempat
bernajis seperti ketika membuang hajat.
4.
Menganggap rendah ayat-ayat Al-Qur’an dan bertentangan dengan apa yang
termuat didalamnya. Sebab, Allah menurunkan Al-Qur’an untuk menjadi petunjuk
bagi manusia, serta menyelamatkan mereka dari kegelapan kepada cahaya. Bukan
untuk dijadikan azimat
d.
Mantera
Mantera ialah mengucakan
kata-kata tertentu agar dapat menolak kejahatan dan mendapatkan kekuatan gaib
dengan bantuan jin. Mantera yang diharamkan ialah lafaz yang mengandung ucapan
meminta pertolongan selain kepada Allah, atau ucapan yang kadangkala mengandung
makna kekufuran dan kemusyrikan. Adapun selain itu, tidak ada halangan membaca
mantera.
Ulama telah membolehkan
bermantera bila terdapat tiga persyaratan sebagai berikut : dengan kalamullah
(ayat-ayat Al-Qur’an) atau dengan nama-nama Allah atau sifat-sifatNya, dengan
bahasa Arab atau lainnya yang dapat dipahami maksudnya, berkeyakinan bahwa
mantera itu sendiri tidak berpengaruh, tetapi semuanya itu ditentukan oleh
Allah SWT.
e.
Sihir
Sihir ialah semacam cara
penipuan dan pengelabuan yang dilakukan dengan cara memantera, menjampi dll.
Perbuatan ini termasuk syirik karena ia mengandung makna meminta tolong kepada
selain Allah, yakni meminta bantuan jin. Al-Qur’an mengajari kita untuk
berlindung diri kepada Allah dari bahaya sihir dan tukang sihir
“Dan
dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul.”
(QS. Al Falaq 113:4)
Perbuatan sihir adalah haram.
Orang yang mempercayai sihir dan datang ke tukang sihir untuk melakukan
penyihiran adalah orang-orang yang ikut berdosa bersama tukang sihirnya.
f.
Ramalan
Salah
satu bentuk sihir adalah ramalan. Yaitu anggapan mengetahui dan melihat
rahasia-rahasia masa depan berupa kejadian umum atau khusus atau pun nasib
seseorang, melalui perbintangan dsb.
“Siapa
yang mempelajari salah satu cabang dari perbintangan, maka dia telah mempelajari
sihir.” (HR. Abu Daud dengan sanad sahih)
g.
Guna-guna
“Sesungguhnya
mantera, azimat dan guna-guna itu adalah perbuatan syirik.” (HR. Ibnu
Hibban)
h.
Dukun dan Tenung
Dukun
ialah orang yang menganggap dirinya dapat memberitahukan tentang hal-hal gaib
pada masa datang, atau apa yang tersirat dalam naluri manusia. Tukang tenung
ialah nama lain dari peramal dan dukun. Semua yang gaib itu hanyalah Allah yang
mengetahuinya.
“Katakanlah: Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi
yang mengetahui perkara gaib kecuali Allah.” (QS. An Naml 27:65)
“(Dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang gaib maka Dia
tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang gaib itu. Kecuali kepada
rasul yang diridhai-Nya.” (QS. Al-Jin 72:26-27)
“Katakanlah: Aku tidak kuasa menarik kemanfaatan bagi
diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah.
Dan sekiranya aku mengetahui yang gaib, tentulah aku membuat kebajikan
sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku hanyalah
pemberi peringatan dan pembawa berita gembira bagi orang-orang beriman.” (QS.
Al A’raf 7:188)
Bangsa
jin tempat mereka meminta bantuan dengan perbuatan sihir dan tenung itu tidak
mempunyai kemampuan untuk mengetahui yang gaib.
“Maka ketika ia tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau
sekiranya mereka mengetahui yang gaib, tentulah mereka tidak akan tetap dalam
siksa yang menghinakan” (QS. Saba’ 34:!4)
i.
Bernazar (berjanji) Kepada Selain Allah
Nazar adalah ibadah dan taqarrub
(pendekatan diri) kepada Allah, dan beribadah itu hanya kepada Allah.
“Apa
saja yang kamu nafkahkan atau apa saja yang kamu nazarkan, maka sesungguhnya
Allah mengetahuinya. Tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang
yang berbuat zalim.” (QS. Al-Baqarah 2:270)
Ada orang yang jika sakit
atau kehilangan sesuatu bernazar kepada kuburan orang-orang alim. Hal ini
adalah haram, karena :
1.
Nazar tersebut ditujukan kepada makhluk.
Bernazar untuk makhluk hukumnya haram. Sebab
nazar adalah ibadah yang tidak boleh ditujukan kepada makhluk
2.
Tempat menyampaikan nazarnya adalah mayat yang
tidak memiliki kemampuan apa pun.
3.
Dia menganggap bahwa orang mati itu dapat
memberi keputusan terhadap suatu persoalan di samping Allah. Sedangkan yang
mempercayainya berarti berbuat kekufuran.
Demikian pula perbuatan
yang dilakukan oleh sebagian orang yang membawa uang, lilin dan munyak atau
barang-barang lain untuk dijadikan sesajian di tempat para wali adalah juga
termasuk perbuatan yang diharamkan.
j.
Sembelihan Selain untuk Allah
Telah menjadi kebiadaan
orang-orang musyrikin melakukan penyembelihan qurban sebagai sarana pendekatan
diri kepada tuhan-tuhan dan berhala-berhala mereka. Semua ini diharamkan.
“Ali ra. berkata: “Rasulullah saw. bersabda kepadaku
dengan empat kalimat: Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah,
Allah melaknat orang yang melaknat kedua orang tuanya, Allah melaknat orang
yang melindungi penjahat dan Allah melaknat orang yang merubah batas-batas
tanah miliknya.” (HR. Muslim)
Untuk memelihara
tauhid dan menjauhkan perbuatan syirik, Islam melarang menyembelih korban
kepada Allah di tempat-tempat pelaksanaan sembelihan kepada selain Allah.
k.
Tathayyur (Berperasaan sial)
Ialah berfirasat
buruk, berperasaan sial yang menimbulkan rasa pesimis karena pengaruh berbagai
suara tertentu yang didengar atau suatu kejadian yang dilihat atau pun lainnya.
Hal ini termasuk
syirik karena dia tidak sepenuhnya bertawakkal kepada Allah, serta menjadikan
firasat buruk (perasaan sial) itu lebih berpengaruh daripada tawakkalnya kepada
Allah SWT.
“Siapa yang membatalkan hajatnya karena tathayyur, maka
sungguh dia telah berbuat syirik. Para sahabat bertanya kepada Rasulullah: Apakah kaffarah (tebusan
denda) dari perbuatan tersebut? Dijawab oleh beliau: “Agar engkau mengucapkan:
“Ya Allah tidak ada sesuatu kebaikan kecuali kebaikanMu dan tidak ada tathayyur
(perasaan sial) kecuali tathayyur yang datang dariMu, dan tidak ada Tuhan
melainkan Engkau.” (HR. Imam Ahmad)
1.b. ISLAM MENGHANCURKAN KEMUSYRIKAN
Islam
telah menentukan berbagai cara penyelamatan agar tidak terjerumus ke dalam
perbuatan syirik. Lubang-lubang yang dapat menghembuskan angin
kemusrikan antara lain :
a.
Berlebihan Dalam Mengagungkan Nabi
Nabi
Muhammad saw melarang umat Islam berlebihan mengagungkan dan memuji-munji
dirinya. Bila Rasulullah saw melihat / mendengar sesuatu yang dapat menjurus
kepada sikap yang melebih-lebihkan pribadinya, maka beliau mencegah
melakukannya. Kemudian beliau mengajarkan yang benar.
“Janganlah engkau menyanjung-nyanjung aku sebagaimana
umat Nashara menyanjung Isa bin Maryam. Sesungguhnya aku adalah seorang hamba,
maka katakanlah hamba Allah dan rasulNya.” (Muttafaq alaih)
b.
Berlebihan Menyanjung Orang Shaleh
Umat
Kristen berlebihan dalam mengagungkan Isa Almasih. Mereka juga berlebihan dalam
mengagungkan pendera dan rahib, sehingga menjadikan mereka sebagai tuhan-tuhan
disamping Allah.
c.
Memuja Kuburan
Islam melarang beberapa
perbuatan yang dapat mengarah kepada pemujaan kuburan : menjadikan kuburan
sebagai masjid, shalat menghadap kuburan, menyalakan lampu dan lilin di atas
kuburan, membangun dan mengapur kuburan, menulis di atas kuburan, meninggikan
kuburan, upacara dan peringatan di Kuburan
“Ketahuilah orang-orang sebelum kamu telah menjadikan
kuburan nabi-nabi mereka sebagai tempat ibadah. Ingat, kamu jangan menjadikan
kuburan itu sebagai tempat ibadah, karena sesungguhnya aku melarang kalian
melakukan hal yang seperti itu.” (HR. Muslim)
“Janganlah engkau duduk di atas kuburan dan janganlah
engkau shalat menghadap kuburan.” (HR. Muslim)
“Jabir berkata: Rasulullah saw. melarang mengapur
kuburan, duduk di atasnya dan membangun bangunan di atasnya.” (HR. Muslim)
“Nabi saw. mengutus (Ali) dan memerintahkannya agar tidak
membiarkan kuburan meninggi, kecuali dari tanah kuburan itu sendiri.” (HR.
Muslim)
d. Meminta Berkah Kepada Pepohonan
dan Bebatuan
Berhala-berhala besar bangsa
Arab pada mulanya berbentuk patung besar seperti Lata atau pohon seperti
Uzza atau batu seperti Manat.
e.
Ucapan yang Dapat Menimbulkan Kemusyrikan
Sebagai contoh :
·
Orang berkata: “Apa yang dikehendaki Allah dan dikehendaki si A”
·
Kalimat yang berbunyi: “Kalau bukan karena Allah dan si A, atau aku
bergantung kepada Allah dan kepadamu, atau pun ungkapan yang serupa dengan
kalimat di atas.
·
Memberi nama dengan nama-nama Allah atau nama yang seharusnya hanya
untuk Allah
·
Pemberian nama manusia dengan Abdun
(hamba) selain Allah
·
Mencaci waktu (zaman) ketika seseorang mendapat
kesulitan atau musibah. Menghina waktu (masa) adalah termasuk suatu keluhan
terhadap Allah SWT.
1.c. DAMPAK SYIRIK
a.
Penghinaan Manusia
Syirik
merupakan penghinaan terhadap kemuliaan manusia dan penurunan martabat serta
kedudukannya. Allah
memuliakan manusia dan mengajarkannya semua nama dan sebagian ilmu. Dia
menciptakan bagi manusia segala yang ada di langit dan di bumi dan
menjadikannya sebagai khalifah di muka bumi ini. Tetapi manusia tidak dapat
menghayati martabatnya, sehingga menjadikan sebagian dari alam ini sebagai
tuhannya. Dia tunduk merendahkan dirinya, padahal sebenarnya dia adalah tuan
dari seluruh makhluk.
b.
Sarang Tahayyul
Orang yang
berkeyakinan terhadap adanya pengaruh lain di alam ini selain Allah – baik
berupa binatang, jin dan lain sebagainya – akal pikirannya telah siap menerima
setiap yang berbau tahayul.
c.
Kezaliman Yang Besar
Zalim
terhadap kebenaran, karena kebenaran yang paling agung adalah kalimat la
ilaha illallah. Zalim terhadap diri sendiri, karena orang musyrik
menjadikan dirinya sebagai budak dan hamba bagi makhluk lain, padahal ia
dicipta oleh Allah sebagai makhluk yang merdeka.
Dan (ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, di
waktu ia memberi pelajaran kepadanya, “Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kezaliman yang besar.” (QS. Luqman 31:13)
d.
Sumber Ketakutan
Orang yang
mempercayai khurafat, tahayul serta kebatilan akan menjadi seorang penakut.
Semuanya menimbulkan rasa pesimis, kebosanan, keguncangan jiwa, serta ketakutan
yang tidak dimengerti asal usul dan sebabnya.
“Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir
perasaan takut, disebabkan mereka menyekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah
sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu.” (QS. Ali Imran 3:151)
e.
Penghambat Jiwa Optimis
Syirik
mengajari penganutnya untuk berserah diri dan bertawakkal kepada perantara dan
pemberi syafaat mereka, sehingga terjerumus ke dalam berbagai dosa besar dan
menggantungkan diri kepada tuhan-tuhan batil dan palsu untuk mendapatkan
pengampunan dosa di sisi Allah.
f.
Dampak Syirik di Akhirat
i. Adamul gufran (tidak mendapat ampunan)
“Sesungguhnya
Allah tidak akan Mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang
selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa
memperseku-tukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS.
An-Nisa’ 4:48)
“Sesungguhnya
Allah tidak Mengampuni dosa memperseku-tukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia
Mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang Dikehendaki-Nya.
Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia
telah tersesat sejauh-jauhnya.” (QS. An Nisa’ 4:116)
ii. Itsmun
‘azhim (dosa besar) (4:48)
iii. irmanul
Jannah (larangan masuk syurga)
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata,
“Sesungguhnya Allah ialah al-Masih putra Maryam”, padahal al-Masih (sendiri)
berkata, “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhan-ku dan Tuhan-mu.” Sesungguhnya
orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah
Mengharamkan kepadanya Surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi
orang-orang zalim itu seorang penolong pun.” (QS. Al-Ma-idah 5:72)
iv. Dukhulunnar
(masuk ke dalam neraka) (5:72)
v. Ihbathul
‘amal (penghapusan ‘amal/pahala)
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada
(nabi-nabi) yang sebelummu, “Jika kamu memperse-kutukan (Tuhan), niscaya akan
hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Az
Zumar 39:65)
‘… Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya
lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am 6:88)
Maraji’
Dr. Yusuf Qardhawi : Tauhidullah dan Fenomena Kemusyrikan
Dr. Irwan Prayitno, Makrifatullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar