IPA 8 BAB 12 Zat Aditif Dan Adiktif

MATERI ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS 8 BAB 12 ZAT ADITIF DAN ADIKTIF

 ZAT ADITIF DAN ADIKTIF

A.ZAT ADITIF

1. Pengertian Zat Aditif.

Zat aditif adalah bahan kimia yang ditambahkan ke dalam makanan untuk berbagai tujuan. Selain sebagai bahan pengawet agar makanan lebih tahan lama, macam-macam zat aditif sudah dimanfaatkan sejak berabad-abad lalu dalam mempercantik tampilan makanan dan memberikan aroma yang lebih sedap.Selama ini, zat aditif amat berperan dalam kelancaran produksi makanan dalam jumlah besar. Membuat makanan dalam skala besar tentu berbeda dengan skala kecil di rumah.Penggunaan macam-macam zat aditif diperlukan untuk memastikan makanan agar tetap aman sepanjang perjalanannya, dari pabrik hingga sampai ke konsumen.

2.Penggunaan zat aditif sudah diatur oleh BPOM

Tidak semua zat aditif itu berbahaya. Beberapa jenisnya aman untuk dikonsumsi, selama dalam jumlah tertentu.Di Indonesia, zat aditif disebut dengan istilah bahan tambahan pangan (BTP). Penggunaannya telah diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).BPOM menyatakan bahwa zat aditif boleh ditambahkan ke dalam makanan dengan jumlah yang tidak melebihi batas maksimal yang sudah ditentukan.

Zat aditif juga dibedakan menjadi dua, yaitu zat aditif alami dan zat aditif sintetis. Zat aditif yang alami bisa berasal dari tumbuhan, hewan, atau mineral. Sementara jenis sintesis merupakan zat aditif yang dibuat oleh manusia.



3. Macam-macam zat aditif yang umum digunakan


Berikut sederet jenis zat aditif yang umum ditambahkan ke dalam pangan beserta fungsi dan keamanannya:

1. Monosodium glutamate (MSG)

Tentu Anda sudah familiar dengan MSG serta desas-desus bahayanya. Bahan ini terkenal dapat membuat hidangan terasa lebih gurih, dan bisa ditemukan di berbagai makanan olahan maupun kemasan. Efek MSG terhadap kesehatan sudah lama menjadi bahan penelitian, bahkan sejak tahun 1969. Beberapa studi menemukan bahwa MSG mungkin dapat menambah berat badan serta memicu sindrom metabolik. Tapi penelitian lainnya tidak menemukan kaitan tersebut.Hal yang lebih perlu diperhatikan adalah mengonsumsi MSG terlalu banyak bisa memicu gejala sensitivitas (gejala seperti alergi) pada beberapa orang. Keluhannya dapat berupa sakit kepala, berkeringat, dan mati rasa. Jika Anda mengalaminya setelah mengonsumsi MSG, lebih baik hindari zat aditif ini sepenuhnya.

Pewarna makanan buatan

Berkat pewarna makanan buatan, permen dan bumbu rempah jadi terlihat lebih menarik dengan warna yang cerah dan mencolok. Tetapi pewarna ini sering dianggap tidak aman untuk kesehatan. Beberapa jenisnya diketahui dapat menyebabkan reaksi alergi.Pewarna makanan buatan juga pernah dilaporkan dapat membuat anak jadi lebih hiperaktif.Untuk berjaga-jaga, ada baiknya Anda membatasi konsumsi makanan olahan karena jenis makanan ini sering mengandung pewarna buatan. Makanan alami, seperti sayur dan buah warna-warni, juga tak kalah enak, segar, dan menyehatkan untuk disantap. 

Natrium nitrit

Ada macam-macam zat aditif yang sering ditambahkan ke dalam makanan, salah satunya natrium nitrit. Bahan ini sering ditemukan dalam daging olahan karena dapat mencegah pertumbuhan bakteri, memberikan rasa asin serta warna merah pada daging. Contohnya, sosis dan bacon.Natrium nitrit bisa berubah menjadi komponen berbahaya yang disebut nitrosamine jika terpapar panas tinggi sekaligus asam amino. Hal ini disebut dapat meningkatkan risiko beberapa jenis kanker.Karena itu, Anda disarankan untuk membatasi asupan natrium nitrit serta daging olahan. Masih banyak asupan kaya protein lainnya yang lebih sehat, misalnya daging ayam, kacang-kacangan, tempe, dan telur.

Lemak trans

Lemak trans pun termasuk macam-macam zat aditif. Senyawa ini sering dimasukkan ke dalam gorengan, produk roti, margarin, dan biskuit.Anda sebaiknya membatasi lemak trans karena bahan tambahan pangan ini dikatakan dapat meningkatkan kolesterol jahat pada tubuh. Kadar kolesterol tinggi dalam darah bisa menaikkan risiko penyakit jantung dan stroke.American Heart Association menyarankan agar Anda membatasi konsumsi makanan yang mengandung lemak trans tidak lebih dari 1 persen dari kebutuhan kalori harian.

Sirup jagung tinggi fruktosa

Ini adalah pemanis buatan yang terbuat dari jagung, serta lebih manis dan lebih murah daripada gula biasa. Anda bisa menemukannya di berbagai makanan maupun minuman kemasan, seperti soft drink dan minuman buah-buahan.Konsumsi sirup jagung tinggi fruktosa diyakini dapat meningkatkan risiko obesitas dan diabetes tipe 2. Daripada mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung zat aditif ini, lebih baik Anda makan buah jika sedang ingin yang manis-manis. Atau gunakan pemanis alami stevia yang lebih aman untuk tubuh.

Dan masih banyak lagi bahan- bahan aditif buatan lainnya. Seperti pewarna makanan. penguat aroma makanan dan lain- lain.


B. ZAT ADIKTIF

1. Pengertian Zat Adiktif

zat adiktif adalah zat aktif yang jika dikonsumsi oleh organisme hidup, maka dapat menyebabkan kerja biologi serta menimbulkan efek ketergantungan atau adiksi yang sulit dihentikan.

Zat ini akan memengaruhi kerja tubuh kamu. Jika kamu tidak mengonsumsinya dalam jangka waktu tertentu, maka tubuh kamu akan seperti kehilangan sesuatu, kemudian mengirimkan perintah ke otak untuk mengonsumsi zat tersebut.

2. Macam-macam Zat Adiktif

Ilmuwan membagi zat ini menjadi 3 jenis , yaitu:

  • Zat adiktif bukan narkotika dan psikotropika;
  • Zat adiktif narkotika;
  • Zat adiktif psikotropika;


a.Zat adiktif bukan narkotika dan psikotropika.


Sepintas, zat adiktif yang satu ini tidak berbahaya, bahkan Anda mungkin tidak menyadarinya. Pasalnya, zat adiktif bukan narkotika dan psikotropika sering dikonsumsi oleh manusia, misalnya teh atau kopi seperti disebutkan sebelumnya.

1.Kafein

Teh dan kopi mengandung zat adiktif berupa kafein yang membuat peminumnya mengalami ketergantungan, apalagi jika Anda terbiasa minum kopi lebih dari dua cangkir per hari.

Kopi mengandung kafein yang lebih tinggi ketimbang teh, tapi teh juga memiliki zat adiktif lain berupa theine, teofilin, dan teobromin dalam jumlah sedikit.

Kabar baiknya, kopi dan teh tetap aman dikonsumsi dalam jumlah yang wajar. Apalagi, keduanya juga memiliki manfaat bagi kesehatan, misalnya mencegah penyakit Parkinson, kanker usus, kanker lambung, dan kanker paru-paru.

2.Nikotin

Tidak heran bila perokok sangat sulit untuk menghentikan kebiasaan buruknya ini mengingat rokok mengandung zat adiktif bernama nikotin yang membuat penikmatnya seperti mengalami kecanduan.

Selain nikotin, rokok juga mengandung tar yang membahayakan bagi tubuh, misalnya membuat warna gigi menghitam serta memicu kanker paru-paru.

b.Zat adiktif narkotika


Inilah zat adiktif yang biasanya Anda kenal karena penggunaannya memang bertentangan dengan hukum dan sangat berbahaya bagi kesehatan. Zat adiktif yang termasuk golongan ini, yaitu sabu-sabu, opium, kokain, ganja, heroin, amfetamin, dan lain-lain.

Narkotika sebetulnya legal untuk digunakan hanya pada dunia medis, misalnya sebagai obat bius pada orang yang akan dioperasi, itu pun harus sesuai panduan.

Penyalahgunaan narkotika dapat membuat seseorang merasa sakit luar biasa (sakaw) ketika tidak mengonsumsinya sehingga ia merasa harus terus menggunakan narkotika tersebut untuk menyembuhkan kondisinya.

c.Zat adiktif psikotropika


Pada dasarnya, semua zat adiktif masuk dalam golongan psikotropika. Namun, zatpsikotropika belum tentu merupakan zat adiktif karena tidak semua psikotropika dapat menimbulkan ketergantungan.

Psikotropika adalah zat atau obat alami maupun sintetis yang bukan merupakan narkotika dan berpengaruh selektif pada saraf pusat.

Pengguna psikotropika akan mengalami perubahan mental dan perilaku karena zat ini dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan saraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku.

Orang yang kecanduan psikotropika juga bisa mengalami halusinasi, ilusi, gangguan cara berpikir, dan perubahan perasaan.

Psikotropika sendiri dibagi menjadi 2  golongan, yakni:

  • 1. Depresan (sedatif hipnotik), yakni zat atau obat yang berfungsi menekan susunan saraf pusat yang bila dikonsumsi dalam jumlah kecil akan mengatasi cemas, sedangkan dalam dosis besar dapat menjadi obat tidur bahkan menyebabkan amnesia. Beberapa jenis obat depresan adalah sedatin/pil BK, rohypnol, magadon, valium, mandrax (MX), dan benzodiasepin.
  • 2.Stimulan (amfetamin), yakni zat atau obat sintetik yang digunakan untuk merangsang susunan saraf. Ada tiga jenis amfetamin, yaitu laevoamfeamin (benzedrin), dekstroamfetamin (deksedrin), dan metilamfetamin (metedrin). Golongan amfetamin yang banyak disalahgunakan adalah MDMA (3,4, metilan-di-oksi met-amfetamin) atau lebih dikenal dengan ekstasi dan metamfetamin (sabu-sabu).

Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah : zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.


Psikotropika terdiri dari 4 golongan :

Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Ekstasi.

Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalan terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Amphetamine.

Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Phenobarbital.

Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Diazepam, Nitrazepam ( BK, DUM ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara Merubah File PDF ke Word

5 Cara Praktis  Merubah File PDF ke Microsoft Word 1. Merubah PDF ke Word dengan Google Docs Google menyediakan layanan gratis seperti Docs ...